Perdagangan di Wall Street pada Rabu (3/9) menunjukkan dinamika yang bervariasi, dengan indeks utama bergerak naik dan turun di tengah sentimen pasar yang kompleks. Indeks teknologi berat Nasdaq Composite berhasil melesat signifikan sebesar 1,03 persen, ditutup pada level 21.497,73 poin, sementara S&P 500 juga menguat 0,51 persen, mencapai 6.448,26 poin. Kenaikan ini terutama didorong oleh lonjakan harga saham Alphabet, induk perusahaan Google, menyusul putusan penting pengadilan AS yang menolak upaya untuk memecah belah raksasa teknologi tersebut. Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average sedikit melemah 0,05 persen, berakhir di 45.271,23 poin. Optimisme pasar juga diperkuat oleh harapan kuat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga pada bulan ini.
Alphabet (GOOGL.O) dan Apple (AAPL.O) tampil sebagai penopang utama bagi kenaikan S&P 500 dan Nasdaq. Saham Alphabet melonjak 9,1 persen setelah putusan pengadilan pada Selasa malam yang mengukuhkan posisi Google untuk tetap mengendalikan peramban Chrome dan sistem operasi Android. Meskipun demikian, pengadilan juga memberlakukan larangan terhadap beberapa kontrak eksklusif dengan produsen perangkat dan pengembang peramban. Tidak hanya Google, saham Apple juga turut terkerek 3,8 persen, diuntungkan karena putusan tersebut mempertahankan pembayaran menguntungkan dari Google kepada produsen iPhone. Menanggapi fenomena ini, Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management, mengungkapkan, “Google dan Apple mendapatkan keuntungan besar. Mereka memenangkan undian. Pengadilan baru saja mengukuhkan reputasi mereka.”
Beralih ke ranah kebijakan moneter, sentimen pasar turut dipengaruhi oleh sinyal dari para pejabat The Fed yang mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga. Beberapa pejabat kunci menilai kondisi pasar tenaga kerja yang mulai melemah semakin memperkuat alasan untuk segera mengambil langkah tersebut. Gubernur The Fed Christopher Waller secara eksplisit menyebutkan bahwa bank sentral sebaiknya memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya. Senada dengan Waller, Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, menegaskan kembali pandangannya mengenai probabilitas tinggi pemangkasan suku bunga, meskipun ia belum dapat memastikan waktu pasti implementasinya.
Data terbaru dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan mengalami penurunan pada Juli, sebuah indikasi jelas pelemahan di pasar tenaga kerja. Secara historis, bulan September seringkali dianggap sebagai periode yang kurang menguntungkan bagi bursa saham. Namun, Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities, berpendapat bahwa September kali ini tidak akan seberat biasanya. Pandangan optimis ini didasarkan pada ekspektasi kuat bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga. Keyakinan ini tercermin dari kontrak berjangka suku bunga AS yang kini memperhitungkan peluang 96 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan 17 September mendatang, sebagaimana dilaporkan oleh alat FedWatch CME Group.
Meskipun demikian, para investor tetap menanti sejumlah rilis penting yang dapat membentuk arah pasar selanjutnya. Laporan pekerjaan bulanan yang akan dirilis Jumat (5/9) menjadi sorotan utama. Selain itu, pasar juga mulai mencermati proyeksi kinerja kuartal ketiga serta potensi dampak dari kebijakan tarif yang diusung oleh Presiden Donald Trump, yang dapat menambah lapisan ketidakpastian dalam lanskap ekonomi global.
Ringkasan
Wall Street menunjukkan pergerakan bervariasi pada 3 September, dengan indeks Nasdaq dan S&P 500 menguat signifikan, sementara Dow Jones sedikit melemah. Kenaikan pasar terutama didorong oleh lonjakan saham Alphabet sebesar 9,1% menyusul putusan pengadilan AS yang menolak upaya untuk memecah belah raksasa teknologi tersebut. Saham Apple juga turut menguat 3,8%, diuntungkan dari pembayaran menguntungkan dari Google.
Selain itu, optimisme pasar diperkuat oleh sinyal kuat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga pada bulan ini. Para pejabat The Fed mengindikasikan langkah tersebut diperkuat oleh melemahnya pasar tenaga kerja, seperti ditunjukkan oleh penurunan lowongan pekerjaan pada Juli. Kontrak berjangka suku bunga AS kini memperhitungkan peluang 96% pemangkasan 25 basis poin pada 17 September, meskipun investor tetap menanti rilis laporan pekerjaan dan proyeksi kinerja kuartal ketiga.





