Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial Awal bulan Oktober menjadi saksi bisu kebangkitan luar biasa produk spot Bitcoin exchange-traded fund (ETF) di Amerika Serikat (AS). Setelah sempat lesu, pasar kembali bergairah dengan catatan kinerja yang gemilang.
Hanya dalam sepekan terakhir, Bitcoin ETF berhasil menarik arus masuk bersih (inflow) fantastis senilai US$3,24 miliar. Angka impresif ini menempatkannya sebagai rekor tertinggi kedua sejak peluncurannya, sebuah indikasi kuat akan pulihnya kepercayaan investor. Melansir laman Cointelegraph pada Sabtu (4/10/2025), data dari SoSoValue mencatat capaian ini nyaris menyamai rekor sebelumnya sebesar US$3,38 miliar yang tercatat pada pekan terakhir 22 November 2024.
Lonjakan ini juga menandai pembalikan sentimen yang drastis, mengingat pekan sebelumnya justru terjadi arus keluar (outflow) sebesar US$902 juta. Perubahan drastis ini menggarisbawahi volatilitas namun juga potensi pemulihan cepat di pasar kripto, khususnya pada produk investasi yang diregulasi seperti ETF.
Para analis pasar sepakat bahwa gelombang minat investor ini dipicu oleh meningkatnya ekspektasi akan pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Bank Sentral AS (The Fed). Kebijakan moneter yang lebih longgar selalu menjadi katalis yang mendorong selera terhadap aset berisiko seperti kripto. “Ekspektasi pemangkasan suku bunga AS memicu pergeseran sentimen dan menarik kembali permintaan investor terhadap Bitcoin ETF,” ujar Iliya Kalchev, analis di platform aset digital Nexo, kepada Cointelegraph.
Lebih jauh, Kalchev mengungkapkan bahwa total arus masuk ETF selama empat pekan terakhir telah mendekati angka US$4 miliar. Ia memproyeksikan, jika tren positif ini berlanjut, arus dana di kuartal IV berpotensi menyerap lebih dari 100.000 BTC dari sirkulasi. Jumlah ini bahkan melebihi dua kali lipat jumlah Bitcoin baru yang diterbitkan, sebuah fenomena yang bisa berdampak besar pada pasokan.
Menurut Kalchev, percepatan penyerapan Bitcoin oleh ETF ini berjalan seiring dengan berkurangnya tekanan jual dari investor jangka panjang. Kondisi ini fundamental untuk membangun level dasar yang kokoh di area dukungan teknikal penting, menciptakan fondasi yang lebih stabil untuk pergerakan harga Bitcoin di masa depan.
Dampak dari reli ETF ini langsung terasa pada harga Bitcoin, yang sempat menembus level US$123.996 pada Jumat (3/10). Ini adalah level tertinggi dalam enam minggu terakhir, atau sejak 14 Agustus lalu, berdasarkan data dari TradingView. Kenaikan ini memberikan optimisme baru bagi para pemegang aset digital tersebut.
Melihat momentum ini, Pendiri Capriole Investments, Charles Edwards, menilai bahwa kenaikan Bitcoin di atas US$120.000 membuka peluang pergerakan cepat menuju rekor tertinggi baru. Ia bahkan memprediksi harga dapat mencapai kisaran US$150.000 sebelum akhir tahun 2025, sebuah proyeksi yang tentu sangat dinanti investor.
Kalchev menambahkan, “ETF kini menjadi barometer paling jelas bagi sentimen pasar kripto.” Ia juga menyoroti fenomena “Uptober” yang mengindikasikan tanda-tanda kuat terjadinya reli awal kuartal IV. Reli ini didorong oleh aliran dana ETF, momentum musiman, serta kebijakan moneter yang cenderung dovish, menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan.
Meskipun demikian, momentum Bitcoin ke depan masih akan sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor makroekonomi penting. Ini termasuk pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, serta publikasi risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang sangat dinanti. Kedua peristiwa ini dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga AS selanjutnya.
Selain itu, investor juga menantikan laporan ketenagakerjaan AS yang tertunda akibat penutupan sebagian pemerintah AS. Kejadian ini, yang merupakan yang pertama sejak 2018, bisa memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ekonomi AS dan dampaknya terhadap aset berisiko seperti Bitcoin.
Secara historis, bulan Oktober selalu dikenal sebagai periode yang bullish bagi Bitcoin. Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa rata-rata imbal hasil bulanan Bitcoin mencapai 20% di Oktober, 46% di November, dan sekitar 4% di Desember. Pola musiman ini seringkali memberikan harapan akan tren kenaikan di akhir tahun.
Sebagai penutup, berdasarkan data dari Coinmarketcap pada Sabtu (4/10/2025) pukul 18.43 WIB, harga Bitcoin berada di level US$122.125, menandai kenaikan sebesar 1,44% dalam 24 jam terakhir. Kinerja positif ini mengukuhkan posisi Bitcoin sebagai aset yang terus menarik perhatian dan spekulasi di pasar finansial global.
Ringkasan
Awal Oktober menjadi periode kebangkitan luar biasa bagi produk Bitcoin ETF spot di AS, dengan mencatat arus masuk bersih (inflow) sebesar US$3,24 miliar dalam sepekan terakhir. Angka ini merupakan rekor tertinggi kedua sejak peluncurannya dan menandai pembalikan sentimen drastis setelah pekan sebelumnya mengalami arus keluar. Peningkatan minat investor ini dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Bank Sentral AS, yang mendorong selera terhadap aset berisiko. Dampak langsung terlihat pada harga Bitcoin yang sempat menembus US$123.996, mencapai level tertinggi dalam enam minggu terakhir.
Analis pasar memproyeksikan tren positif ini dapat berlanjut, dengan potensi penyerapan lebih dari 100.000 BTC oleh ETF di kuartal IV. Secara historis, bulan Oktober dikenal sebagai periode bullish bagi Bitcoin, yang disebut “Uptober”, dengan rata-rata imbal hasil bulanan mencapai 20%. Namun, momentum ke depan masih akan sangat dipengaruhi oleh faktor makroekonomi penting seperti kebijakan moneter The Fed dan laporan ketenagakerjaan AS. Pada Sabtu (4/10/2025), harga Bitcoin berada di level US$122.125, menunjukkan kenaikan 1,44% dalam 24 jam terakhir.





