Rebalancing LQ45: Cek Saham Potensi Cuan di BEI!

H Anhar

Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, FinansialJAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah resmi melakukan rebalancing atau kocok ulang konstituen Indeks LQ45. Penyesuaian ini mulai berlaku pada Jumat, 1 Agustus 2025, dan akan efektif hingga 31 Oktober 2025.

Pasca-rebalancing Indeks LQ45, para analis pasar modal telah mengidentifikasi sejumlah saham yang dinilai masih sangat prospektif dan layak untuk dicermati oleh investor.

Muhammad Wafi, Analis dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia, menyoroti beberapa saham konstituen Indeks LQ45 yang konsisten menunjukkan performa impresif, bahkan di tengah gejolak atau pelemahan Indeks LQ45 secara keseluruhan.

Saham-saham yang disebutnya memiliki kinerja positif sepanjang tahun berjalan antara lain PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Menurut Wafi, fundamental emiten yang kuat menjadi pendorong utama penguatan harga saham-saham tersebut. Ia menambahkan, sektor-sektor tempat emiten ini beroperasi tergolong resilien, sehingga lebih mampu bertahan menghadapi tekanan ekonomi makro.

Selain itu, Wafi juga melihat adanya katalis spesifik yang mendukung setiap saham. Sebagai contoh, restrukturisasi bisnis dan sentimen positif terkait kendaraan listrik (EV) turut memberikan dorongan signifikan bagi beberapa emiten. Minat beli yang tinggi dari investor institusi juga menjadi faktor kuat yang memicu kenaikan harga saham-saham ini.

Oleh karena itu, Wafi menyarankan agar investor mempertimbangkan untuk mengakumulasi atau membeli saham-saham pilihan tersebut.

Di sisi lain, berdasarkan evaluasi kinerja, Wafi merekomendasikan untuk mengurangi atau melepas sebagian kepemilikan pada beberapa saham Indeks LQ45. Saham-saham yang dimaksud adalah PT Timah Tbk (TINS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Ke depan, pergerakan saham-saham dalam Indeks LQ45 diproyeksikan akan sangat dipengaruhi oleh beragam faktor. Mulai dari arah kebijakan pemerintah, kondisi makroekonomi global dan domestik, hingga rotasi sektoral yang dilakukan oleh para pelaku pasar.

Lebih lanjut, rilis laporan keuangan emiten untuk kuartal II-2025 juga diidentifikasi sebagai katalis penting yang akan membentuk sentimen pasar dan pergerakan harga saham. Pelaku pasar disarankan untuk berhati-hati terhadap saham-saham yang memiliki risiko pendapatan tinggi (high earning risk) serta valuasi yang sudah terbilang tinggi.

Wafi juga menambahkan bahwa saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), yang baru saja resmi menjadi konstituen Indeks LQ45, masih patut dipertimbangkan oleh investor. Prospek kedua saham ini dinilai tetap positif seiring potensi perbaikan kondisi makroekonomi dan peningkatan minat investor.

Ringkasan

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan rebalancing Indeks LQ45 yang berlaku mulai 1 Agustus hingga 31 Oktober 2025. Analis Muhammad Wafi dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia merekomendasikan akumulasi saham BRIS, INCO, AMRT, dan UNTR. Saham-saham ini didukung oleh fundamental kuat, sektor yang resilien, serta katalis spesifik dan minat beli institusi yang tinggi.

Wafi juga menyarankan pengurangan kepemilikan pada TINS, MDKA, dan TLKM berdasarkan evaluasi kinerja. Saham konstituen baru LQ45, AADI dan SCMA, masih patut dipertimbangkan. Pergerakan Indeks LQ45 akan dipengaruhi kebijakan, makroekonomi, rotasi sektoral, serta laporan keuangan, dengan peringatan untuk berhati-hati terhadap saham berisiko pendapatan atau valuasi tinggi.

Also Read

[addtoany]

Tags