Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial
NEW YORK. Indeks utama Wall Street membuka perdagangan dengan kinerja lesu pada Kamis (6/11/2025), saat para investor mencerna serangkaian laporan keuangan terbaru dari berbagai perusahaan. Nuansa kehati-hatian tetap menyelimuti pasar akibat kekhawatiran seputar potensi tarif AS, lonjakan valuasi pasar saham, serta beragamnya data ekonomi yang dirilis.
Mengutip laporan dari Reuters, pada bel pembukaan perdagangan saham, Indeks Dow Jones Industrial Average terpantau turun 55,9 poin atau 0,12%, mendarat di level 47.255,12. Senada, S&P 500 juga mengalami penurunan 8,7 poin atau 0,13% menjadi 6.787,59, sementara Nasdaq Composite bergerak melemah 38,5 poin atau 0,16% ke level 23.461,289. Angka-angka ini mencerminkan awal pekan yang penuh tantangan bagi pasar.
Meskipun demikian, tidak semua berita datang dengan sentimen negatif. Beberapa laporan laba kuartalan justru memberikan angin segar dan sedikit menghibur pasar. Saham Datadog, misalnya, melonjak impresif sebesar 21,5% sebelum bel perdagangan setelah perusahaan keamanan cloud tersebut menaikkan proyeksi laba dan pendapatannya untuk tahun ini. Demikian pula, saham Moderna berhasil menguat 8,7% usai produsen vaksin itu melaporkan kerugian kuartal ketiga yang lebih kecil dari perkiraan awal, menunjukkan ketahanan di sektor tertentu.
Namun, optimisme tersebut sedikit terganjal oleh kabar dari Qualcomm, yang sahamnya turun 1,1% dalam perdagangan pre-market. Perusahaan perancang chip raksasa ini memperingatkan kemungkinan kerugian bisnis tahun depan dari pelanggan utamanya, Samsung, meskipun mereka memproyeksikan penjualan dan laba kuartalan di atas ekspektasi pasar. Pergerakan pasar sebelumnya juga mencerminkan volatilitas, di mana S&P 500 dan Nasdaq sempat mencatat penurunan intraday terbesar dalam hampir sebulan pada hari Selasa, dipicu oleh peringatan pelemahan pasar dari eksekutif Wall Street yang memicu aksi jual pada saham-saham terkait AI yang sebelumnya mendorong ekuitas ke rekor tertinggi tahun ini.
Merespons situasi ini, Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners, berpendapat, “Saya rasa tidak ada pendorong utama pasar dalam laporan keuangan tadi malam, jadi hal itu mempersiapkan pasar untuk hari yang tenang.” Pernyataan ini menegaskan bahwa pasar mungkin sedang dalam fase konsolidasi atau menunggu katalis yang lebih kuat. Situasi ini juga tidak terlepas dari penutupan pemerintah AS terlama dalam sejarah, yang telah membuat investor dan Federal Reserve berada dalam ketidakpastian mengenai keputusan suku bunga berikutnya, sehingga mereka sangat bergantung pada indikator sektor swasta. Forrest menambahkan bahwa Wall Street mungkin akan mengalami sedikit pergerakan terkait penutupan pemerintah, namun situasinya tidak bergerak pada kecepatan yang dapat memengaruhi pasar secara signifikan.
Di tengah analisis pasar ini, data ekonomi terbaru juga menunjukkan gambaran yang beragam. Perusahaan penempatan kerja global, Challenger, Gray & Christmas, melaporkan pada hari Kamis bahwa jumlah PHK di AS yang diumumkan oleh perusahaan melonjak pada bulan Oktober, menandai level tertinggi untuk bulan tersebut dalam 22 tahun terakhir. Data ini kontras dengan laporan ADP yang kuat tentang penggajian sektor swasta pada hari Rabu, menciptakan ambiguitas dalam kondisi pasar tenaga kerja.
Mengenai prospek kebijakan moneter, para pedagang kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember adalah sekitar 67%, sedikit lebih rendah dari 72% pada seminggu sebelumnya, berdasarkan perangkat FedWatch CME Group. Dengan sejumlah pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan untuk berbicara di kemudian hari, para pedagang akan mencermati setiap komentar untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter ke depan. Sementara itu, musim laporan laba kuartal ketiga terus bergulir dengan pesat, di mana 83% dari 379 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan hingga Rabu berhasil melampaui estimasi pendapatan analis, jauh di atas rata-rata historis 67% perusahaan S&P 500 yang melampaui estimasi.
Ringkasan
Indeks utama Wall Street membuka perdagangan dengan kinerja lesu pada Kamis (6/11/2025), mengalami penurunan pada Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq. Kondisi ini didorong oleh kekhawatiran seputar potensi tarif AS, lonjakan valuasi pasar saham, beragamnya data ekonomi, serta peringatan pelemahan pasar dari eksekutif Wall Street. Situasi ini juga dipengaruhi ketidakpastian mengenai keputusan suku bunga Federal Reserve.
Meskipun pasar secara umum lesu, beberapa laporan laba kuartalan memberikan sentimen positif, seperti lonjakan saham Datadog dan penguatan Moderna. Namun, Qualcomm mengalami penurunan saham akibat proyeksi potensi kerugian bisnis di tahun depan. Data ekonomi terbaru juga menunjukkan gambaran beragam, dengan lonjakan PHK di AS pada Oktober yang kontras dengan laporan penggajian sektor swasta yang kuat.





