JAKARTA — Prospek saham kesehatan di Indonesia kini semakin cerah setelah PT RHB Sekuritas Indonesia secara resmi menaikkan peringkat rekomendasinya. Dalam riset terbaru yang dipublikasikan pada Kamis (9/10/2025) dan dilansir Heyyoyo.com, RHB Sekuritas mengubah pandangannya terhadap sektor saham kesehatan dari sebelumnya “netral” menjadi “overweight” atau “beli”, mengisyaratkan potensi pertumbuhan yang kuat.
Analis RHB Sekuritas Indonesia, Vanessa Karmajaya, secara spesifik mengungkapkan preferensi yang jelas. “RHB lebih memilih saham emiten rumah sakit dibandingkan dengan saham emiten farmasi,” ujarnya, memberikan petunjuk bagi para investor yang mencari peluang di tengah dinamika pasar.
Penjelasan Vanessa didasarkan pada data peningkatan signifikan lalu lintas pasien di rumah sakit sepanjang kuartal III/2025. Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan intensitas perawatan yang lebih tinggi, tetapi juga mendorong pendapatan yang lebih kuat, membalikkan kinerja lesu yang sempat terjadi pada paruh pertama tahun ini akibat dampak libur nasional. Di sisi lain, perusahaan farmasi diprediksi mungkin menghadapi pelemahan secara kuartalan, disebabkan oleh faktor musiman dan tren permintaan yang cenderung menurun selama periode liburan.
Dalam strategi investasinya, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) menempati posisi teratas sebagai top picks RHB Sekuritas untuk sektor saham kesehatan. Pilihan ini didukung oleh kinerja sektor secara keseluruhan yang sangat impresif. Data dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, indeks sektor saham kesehatan Indonesia telah membukukan kenaikan luar biasa sebesar 25,19% sepanjang periode berjalan hingga Kamis (9/10/2025), jauh mengungguli penguatan IHSG yang “hanya” 16,54%.
: Trump Umumkan Tarif Impor Farmasi 100%, Berlaku Mulai 1 Oktober 2025
Sentimen positif terhadap saham kesehatan semakin diperkuat dengan rancangan anggaran besar yang dialokasikan untuk sektor ini. Seperti yang dilaporkan sebelumnya, Kementerian Kesehatan direncanakan akan menerima alokasi dana sebesar Rp114 triliun dalam RAPBN 2026, sebuah peningkatan signifikan sebesar 8% dari APBN 2025 yang berjumlah Rp105,6 triliun. Dana fantastis ini akan dibagi untuk berbagai kebutuhan krusial, mulai dari pembayaran iuran BPJS Kesehatan dan penguatan tata kelola kesehatan senilai Rp59 triliun, hingga belanja pelayanan rumah sakit sebesar Rp31 triliun, layanan Posyandu Rp24 triliun, dan belanja operasional Rp9,2 triliun. Bahkan, total alokasi anggaran kesehatan, termasuk yang berada di luar Kemenkes, diproyeksikan mencapai Rp244 triliun pada tahun depan.
: : Adu Diskon Saham Farmasi Kalbe Farma (KLBF) dan Sido Muncul (SIDO)
Kenaikan belanja pemerintah ini disambut antusias oleh para analis, yang memandang langkah tersebut sebagai “angin segar” bagi emiten rumah sakit dan seluruh industri pendukungnya di Tanah Air. Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, menegaskan bahwa alokasi dana jumbo untuk sektor kesehatan dalam RAPBN 2026 ini berpotensi besar memicu sentimen positif jangka panjang yang substansial.
Lebih dari itu, optimisme terhadap sektor kesehatan juga ditopang oleh target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6% pada tahun 2026. Dengan membaiknya konsumsi domestik, masyarakat diprediksi akan semakin mampu menerapkan gaya hidup kuratif, yang secara langsung akan meningkatkan permintaan terhadap layanan kesehatan. “Jadi sektor yang berkaitan dengan healthcare itu memang ke depannya ya prospektif, baik dari sisi rumah sakit maupun dari sisi obat-obatan,” jelas Nafan saat dihubungi pada Selasa (19/8/2025), menggarisbawahi potensi luas sektor ini.
: : Beda Nasib Emiten Kesehatan Farmasi hingga RS kala Inflasi Medis Berkepanjangan
Meski RHB Sekuritas sempat memberikan preferensi pada rumah sakit, Nafan Aji Gusta melihat bahwa emiten farmasi pun tak akan ketinggalan dalam mendapatkan keuntungan. Peningkatan kebutuhan akan layanan kesehatan diperkirakan akan mendorong distribusi obat menjadi lebih luas. “Jadi nanti juga distribusi obat pun bisa semakin luas, sehingga tentunya bisa meningkatkan penetrasi pasar juga untuk dalam hal ini obat-obatan,” imbuhnya, menandakan potensi penguatan bagi seluruh rantai nilai di industri kesehatan.
Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. – TradingView
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca, dan penulis serta penerbit tidak bertanggung jawab atas segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi yang diambil.
Ringkasan
PT RHB Sekuritas Indonesia menaikkan peringkat rekomendasi sektor saham kesehatan dari “netral” menjadi “overweight” (beli), mengindikasikan potensi pertumbuhan yang kuat. RHB lebih memilih emiten rumah sakit daripada farmasi, dengan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) sebagai pilihan utama, didukung oleh peningkatan signifikan lalu lintas pasien rumah sakit pada kuartal III/2025. Sepanjang tahun berjalan, indeks sektor saham kesehatan Indonesia telah membukukan kenaikan luar biasa sebesar 25,19%.
Prospek positif ini diperkuat oleh rencana alokasi anggaran Kementerian Kesehatan sebesar Rp114 triliun dalam RAPBN 2026, meningkat 8% dari tahun sebelumnya, dengan total alokasi anggaran kesehatan mencapai Rp244 triliun. Peningkatan belanja pemerintah ini dipandang sebagai sentimen positif jangka panjang bagi emiten rumah sakit dan industri pendukungnya. Analis juga melihat optimisme pada sektor ini secara keseluruhan, termasuk emiten farmasi, seiring target pertumbuhan ekonomi yang akan meningkatkan permintaan layanan kesehatan.