Buyback ASII Rp 2 Triliun: Maybank Prediksi Prospek Saham Astra Cerah!

H Anhar

Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial JAKARTA. Meskipun kinerja PT Astra International Tbk (ASII) menunjukkan tren penurunan, Maybank Sekuritas tetap teguh mempertahankan rekomendasi buy untuk saham ASII. Tak hanya itu, optimisme mereka tercermin dari kenaikan signifikan target harga saham ASII menjadi Rp 6.700 per saham, meningkat tajam dari proyeksi sebelumnya di Rp 5.650. Ini menandakan keyakinan kuat terhadap potensi jangka panjang emiten konglomerasi ini.

Paulina Margareta, Analis Maybank Sekuritas, dalam risetnya yang dirilis pada 10 November 2025, membeberkan alasan di balik peningkatan target harga tersebut. Menurutnya, kenaikan ini didasari oleh pembaruan valuasi yang kini mengacu pada tahun fiskal 2026, disertai penerapan rasio price-to-earnings (P/E) yang lebih tinggi, yakni 8x untuk tahun 2026, naik dari 7x pada tahun ini. “Kami melihat adanya kejelasan dalam arah alokasi modal serta dukungan kuat dari manajemen terhadap upaya memaksimalkan imbal hasil bagi pemegang saham,” tegas Paulina, menyoroti prospek fundamental ASII yang kian solid.

Lebih lanjut, Paulina menyoroti program pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp 2 triliun yang digulirkan oleh Astra (ASII) dan anak perusahaannya, United Tractors (UNTR), dalam tiga bulan ke depan. Langkah strategis ini, menurutnya, merupakan sinyal kuat dari manajemen bahwa valuasi saham kedua emiten tersebut saat ini masih tergolong undervalued, menawarkan potensi keuntungan bagi investor.

Meski demikian, kinerja keuangan ASII dalam sembilan bulan pertama tahun ini memang menunjukkan tantangan, dengan laba ASII turun 5% pada Kuartal III-2025. Pendapatan Astra tercatat turun 1% secara tahunan menjadi Rp 244 triliun, yang mana angka ini baru mencapai 77% dari estimasi Maybank dan 75% dari konsensus pasar. Senada, laba bersih inti (core NPATMI) juga mengalami koreksi 5% secara year on year (yoy), menjadi Rp 24,8 triliun, setara dengan 77% dari proyeksi internal maupun konsensus analis.

Paulina menganalisis bahwa pelemahan kinerja ini utamanya disebabkan oleh performa yang kurang optimal pada segmen otomotif dan jasa pertambangan. Di sisi lain, segmen layanan keuangan, agribisnis, serta lini usaha lainnya justru menunjukkan peningkatan profitabilitas yang menggembirakan.

Untuk prospek kuartal IV 2025, Maybank Sekuritas optimis pendapatan dari segmen otomotif dan jasa keuangan akan mendapat dorongan signifikan dari musim penjualan akhir tahun. Secara historis, sekitar 27% dari total penjualan mobil tahunan Astra terjadi pada kuartal terakhir. Selain itu, Paulina menambahkan, “Peluncuran kendaraan hybrid (HEV) segmen massal sebelum akhir tahun diharapkan dapat mempertahankan pangsa pasar Astra di kisaran 52%–53% pada tahun 2025–2026,” menunjukkan strategi adaptasi Astra terhadap tren pasar.

Kontras dengan optimisme di segmen tertentu, kinerja United Tractors (UNTR) diproyeksikan akan tetap menghadapi tekanan. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi serta penurunan penjualan alat berat. Kendati demikian, stabilitas harga batu bara dan tingginya harga emas diharapkan mampu menahan sebagian dampak negatif tersebut.

Secara strategis, manajemen Astra menegaskan komitmennya untuk memfokuskan alokasi modal pada tiga pilar utama pertumbuhan. Pilar-pilar tersebut mencakup sektor mineral, infrastruktur (yang meliputi fisik, digital, serta logistik/pergudangan), dan kesehatan. Diversifikasi ini menunjukkan visi jangka panjang perusahaan untuk sumber-sumber pendapatan baru.

Kombinasi antara dukungan program buyback senilai Rp 2 triliun di ASII dan UNTR, serta rampungnya kajian strategis (strategic review) yang ditargetkan pada semester I 2026, dinilai Maybank Sekuritas sebagai katalis positif yang signifikan. Langkah-langkah ini diharapkan mampu memberikan momentum positif bagi pergerakan harga saham Astra International ke depan.

Sejalan dengan analisis prospek ini, Maybank Sekuritas juga melakukan penyesuaian terhadap proyeksi keuangan Astra. Mereka memperkirakan pendapatan akan mengalami kenaikan sebesar 3% di tahun 2025 dan kembali naik 4% pada tahun 2026. Sementara itu, proyeksi laba Astra direvisi turun tipis 0,6% di tahun 2025, namun diperkirakan akan kembali tumbuh 2% pada tahun 2026.

Secara lebih rinci, Maybank Sekuritas memproyeksikan pendapatan ASII hingga akhir tahun 2025 dapat mencapai Rp 327,72 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 32,11 triliun. Untuk tahun 2026, proyeksi ini meningkat lagi, dengan pendapatan diperkirakan mencapai Rp 338,76 triliun dan laba bersih Rp 33,53 triliun. Angka-angka ini mencerminkan optimisme terhadap pemulihan dan pertumbuhan Astra International.

Meskipun demikian, Paulina tak lupa untuk mengingatkan investor mengenai potensi risiko. Faktor-faktor seperti permintaan otomotif yang lebih lemah dari perkiraan, penurunan tajam pada harga komoditas, serta kenaikan signifikan pada kredit bermasalah (NPL) dapat menjadi tantangan yang perlu diwaspadai oleh PT Astra International Tbk (ASII).

Ringkasan

Maybank Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham PT Astra International Tbk (ASII) dan menaikkan target harga menjadi Rp 6.700 per saham dari Rp 5.650. Kenaikan ini didasari pembaruan valuasi ke tahun fiskal 2026 dengan rasio P/E yang lebih tinggi. Program pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp 2 triliun oleh Astra dan United Tractors menjadi sinyal kuat bahwa valuasi saham dianggap undervalued serta menunjukkan dukungan manajemen terhadap imbal hasil pemegang saham.

Meskipun laba ASII turun 5% dan pendapatan 1% pada Kuartal III-2025 akibat pelemahan segmen otomotif dan jasa pertambangan, segmen jasa keuangan dan agribisnis justru menunjukkan peningkatan profitabilitas. Maybank Sekuritas optimis pendapatan kuartal IV akan terdorong oleh musim penjualan akhir tahun dan peluncuran kendaraan hybrid. Proyeksi keuangan menunjukkan pendapatan dan laba ASII akan tumbuh pada tahun 2026, meskipun risiko seperti permintaan otomotif yang lemah atau penurunan harga komoditas perlu diwaspadai.

Also Read

[addtoany]

Tags