IHSG 2025: Analis Ungkap Peluang Tembus 9000, Ini Strateginya!

H Anhar

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor gemilang! Pada penutupan perdagangan Rabu (27 November 2025), IHSG berhasil menguat dan mencapai level tertinggi baru di angka 8.602,13.

Pencapaian membanggakan ini sejalan dengan proyeksi dari Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana. Menurutnya, penguatan ini bahkan telah menguji area Fibonacci cluster yang terbentuk, sehingga pergerakan IHSG saat ini masih dalam koridor yang wajar.

“Selama IHSG mampu bertahan di atas level 8.491 sebagai area support terdekat, peluang penguatan untuk menguji kembali level 8.620 hingga 8.660 masih sangat terbuka,” jelas Herditya kepada Kontan, Kamis (27 November 2025). Namun, ia juga mengingatkan investor untuk tetap waspada. Jika koreksi berlanjut dan IHSG terkoreksi di bawah level tersebut, bukan tidak mungkin indeks akan bergerak menuju 8.365 hingga 8.461 sebagai skenario terburuk.

Saham Turun di MSCI Small Cap, Manajemen KLBF Fokus Tingkatkan Kinerja Fundamental

Lantas, apa yang menjadi motor penggerak penguatan IHSG dalam beberapa hari terakhir? Herditya menjelaskan bahwa kombinasi antara faktor domestik dan global menjadi kunci. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi salah satu faktor pendorong utama. Selain itu, ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Desember 2025 juga turut memberikan sentimen positif.

“Saham-saham konglomerasi juga masih memberikan kontribusi signifikan terhadap pergerakan IHSG,” imbuhnya.

Meskipun demikian, Herditya mengingatkan bahwa pasar tetap perlu mewaspadai sejumlah risiko. Penundaan pemangkasan suku bunga The Fed dan dinamika geopolitik global dapat menjadi pemicu tekanan terhadap indeks. Walaupun begitu, peluang terjadinya window dressing dan Santa Claus rally menjelang akhir tahun masih terbuka lebar.

Mengenai potensi IHSG menembus level 9.000 pada akhir tahun 2025, Herditya mengakui bahwa kemungkinan tersebut ada, meskipun tidak terlalu besar.

“Melihat pergerakan weekly, IHSG belum mampu break mid channel uptrend, dan dari sisi volume, pergerakannya masih cenderung mengecil,” jelasnya. Kendati demikian, selama support kunci tetap terjaga, ruang penguatan IHSG masih berpotensi untuk berlanjut.

IHSG Turun 0,52% ke 8.557 di Sesi I Kamis (27/11): BUMI, BMRI, DSSA Jadi Top Losers

Ringkasan

Menurut Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, IHSG mencapai rekor tertinggi di 8.602,13 pada 27 November 2025, didorong oleh penguatan Rupiah, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, dan saham konglomerasi. Ia menyebutkan level support terdekat IHSG adalah 8.491 dan peluang penguatan untuk menguji level 8.620 hingga 8.660 masih terbuka.

Herditya mengingatkan investor untuk mewaspadai risiko seperti penundaan pemangkasan suku bunga The Fed dan dinamika geopolitik, tetapi peluang window dressing dan Santa Claus rally tetap terbuka. Walaupun IHSG belum mampu menembus mid channel uptrend, potensi menembus 9.000 masih ada asalkan support kunci tetap terjaga.

Also Read

[addtoany]

Tags