Rebound IHSG 26 November 2025: Analisis & Sentimen Pasar!

H Anhar


KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada penutupan perdagangan Selasa (25/11/2025), melemah 0,56% ke level 8.521,88. Pelemahan ini terjadi di tengah sentimen positif dari bursa global dan regional Asia yang mayoritas berada di zona hijau, serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, menjelaskan bahwa pergerakan pasar saat ini dipengaruhi oleh pernyataan dua pejabat The Fed, John Williams dan Christopher Waller. Keduanya mengindikasikan dukungan terhadap pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Desember 2025. “Akibatnya, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed melonjak signifikan menjadi sekitar 69%, naik dari 44% pada pekan sebelumnya,” ungkap Nafan.

Lebih lanjut, Nafan menambahkan bahwa pelaku pasar juga tengah menanti rilis data makroekonomi penting dari Amerika Serikat, seperti data PPI (Producer Price Index), penjualan ritel, dan produksi industri. Data-data ini akan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan arah kebijakan moneter The Fed ke depan. “Pelaku pasar akan mencermati data-data ini untuk mendapatkan sinyal yang lebih jelas mengenai langkah The Fed selanjutnya,” jelasnya kepada Kontan.

Selain faktor The Fed, sentimen positif juga datang dari undangan Presiden AS Donald Trump kepada Presiden China Xi Jinping untuk melakukan kunjungan ke Amerika Serikat pada akhir tahun. Langkah ini diharapkan dapat meredakan ketegangan perang dagang antara kedua negara.

Dari dalam negeri, pasar merespons positif rencana kebijakan baru dari Kementerian Keuangan. “Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa tengah menyiapkan aturan yang bertujuan untuk memperkuat sektor manufaktur nasional. Kebijakan ini menandai pergeseran fokus dari konsumsi dan ekspor komoditas menuju hilirisasi dan peningkatan nilai tambah,” papar Nafan.

Untuk proyeksi perdagangan Rabu (26/11/2025), Nafan memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support 8.553 dan 8.506, dengan resistance di level 8.600 hingga 8.666. Investor disarankan untuk mencermati level-level tersebut dalam mengambil keputusan investasi.

Sementara itu, Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas, berpendapat bahwa pelemahan IHSG pada hari ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) setelah indeks mencetak rekor tertinggi baru pada perdagangan sebelumnya. Meskipun demikian, secara teknikal, Herditya melihat tren jangka pendek IHSG masih menunjukkan potensi positif.

“IHSG masih berada dalam area uptrend. Ada peluang rebound pada perdagangan besok,” ujar Herditya. Ia memproyeksikan pergerakan indeks akan berada pada level support 8.488 dan resistance 8.536.

Terkait rekomendasi saham, Herditya menyarankan investor untuk mencermati beberapa saham potensial, yaitu AGII pada rentang harga Rp 1.470 sampai Rp 1.600, ICBP pada level Rp 8.875 hingga Rp 9.300, serta MBMA di area Rp 620 sampai Rp 645. Investor disarankan untuk melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi.

Ringkasan

IHSG mengalami koreksi pada 25 November 2025, melemah 0,56% ke level 8.521,88. Pelemahan ini terjadi di tengah sentimen positif dari bursa global dan penguatan rupiah, namun dipengaruhi oleh pernyataan pejabat The Fed yang mengindikasikan pemangkasan suku bunga. Pasar juga menanti rilis data makroekonomi AS dan merespons positif rencana kebijakan pemerintah untuk memperkuat sektor manufaktur.

Untuk perdagangan 26 November 2025, analis memperkirakan IHSG berpotensi rebound dengan level support dan resistance yang perlu diperhatikan. Pelemahan sebelumnya diduga karena aksi ambil untung, namun tren jangka pendek masih positif. Investor disarankan mencermati saham-saham seperti AGII, ICBP, dan MBMA.

Also Read

[addtoany]

Tags