Investor Asing Kembali ke Indonesia: Capital Inflow Menguat di Bursa!

H Anhar

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Arus dana asing, atau capital inflow, semakin deras membanjiri pasar saham domestik Indonesia. Dalam sepekan terakhir, tercatat adanya aksi beli bersih (net foreign buy) yang signifikan mencapai Rp 4,84 triliun di keseluruhan pasar.

Jika ditarik lebih jauh, tren positif masuknya aliran dana asing ini telah berlangsung selama enam bulan terakhir, dengan total akumulasi beli bersih di seluruh pasar mencapai Rp 16,18 triliun. Kondisi ini mengindikasikan kepercayaan investor asing terhadap prospek pasar modal Indonesia yang kian menguat.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, optimistis bahwa potensi capital inflow masih terbuka lebar ke depannya. Menurutnya, ada beberapa sentimen kunci yang menjadi magnet bagi masuknya dana asing ke pasar saham Indonesia.

Salah satu faktor pendorong utama berasal dari kancah global, yakni peluang pemangkasan tingkat suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves/The Fed) serta indikasi perlambatan perekonomian di AS. “Ini memberikan ruang dan kesempatan adanya capital inflow untuk masuk ke pasar emerging market, tidak terkecuali Indonesia nantinya,” jelas Nico kepada Kontan, Jumat (14/11).

Dari sisi domestik, perbaikan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan stabilitas pasar di tengah gejolak global juga menjadi daya tarik kuat bagi investor asing untuk kembali menanamkan modalnya.

Nico juga menyoroti bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara fundamental masih memiliki peluang kuat untuk mengalami kenaikan. Namun, secara teknikal, ia memproyeksikan IHSG berpotensi mengalami konsolidasi dalam waktu dekat, bergerak di kisaran 8.350-8.480.

Dihubungi secara terpisah, Angga Septianus, Community and Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), sependapat bahwa berbagai stimulus dalam negeri, ditambah dengan potensi pemangkasan suku bunga The Fed dan pelonggaran kebijakan moneter di Amerika Serikat, berpotensi besar mendorong arus dana asing kembali mengalir ke pasar keuangan Indonesia.

Angga menambahkan, fenomena window dressing berpeluang mulai terlihat sejak bulan ini, terutama setelah proses rebalancing MSCI pada 25 November mendatang. “Secara historis bulan Desember nanti memiliki probabilitas tinggi untuk ditutup menghijau seiring aksi window dressing,” ungkap Angga kepada Kontan, Jumat (14/11).

Sementara itu, Nico menilai bahwa tanda-tanda window dressing hingga kini masih belum muncul secara signifikan. Namun, dari sisi momentum, ia melihat peluang bahwa fenomena tersebut akan mulai tampak pada pekan depan, seiring semakin dekatnya akhir tahun.

Ia juga menjelaskan bahwa rebalancing portofolio turut menjadi pemicu pasar untuk bergerak menguat. Selain itu, proses realokasi aset juga mendorong pelaku pasar dan investor menata ulang strategi mereka sembari melihat prospek investasi memasuki tahun 2026.

Nico memproyeksikan bahwa ke depan, saham-saham di sektor energi, teknologi, industri, bahan baku, properti, serta konsumer nonsiklikal akan menjadi incaran utama investor asing yang mencari peluang pertumbuhan.

Di sisi lain, Angga merekomendasikan agar investor memperhatikan saham-saham dengan dividend yield menarik yang banyak dikoleksi institusi besar, seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), serta saham-saham perbankan yang fundamentalnya kuat.

Wika Gedung (WEGE) Bangun Kantor OJK Sumatra Utara, Nilai Kontrak Rp 144,37 Miliar

Pendapatan dan Laba Astra Graphia (ASGR) Tumbuh, Ini Kata Analis

Ringkasan

Investor asing kembali menunjukkan kepercayaan pada pasar saham Indonesia dengan mencatatkan aksi beli bersih (net foreign buy) signifikan sebesar Rp 4,84 triliun dalam sepekan terakhir, dan akumulasi Rp 16,18 triliun selama enam bulan. Optimisme ini didorong oleh potensi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS dan perlambatan ekonomi global, yang mengarahkan dana ke pasar berkembang. Selain itu, perbaikan ekonomi domestik dan stabilitas pasar Indonesia juga menjadi daya tarik utama bagi investor.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih memiliki peluang kenaikan secara fundamental meskipun secara teknikal berpotensi konsolidasi dalam waktu dekat. Fenomena window dressing diperkirakan akan mulai terlihat setelah rebalancing MSCI, berpeluang membuat pasar menghijau di bulan Desember. Sektor energi, teknologi, industri, bahan baku, properti, dan konsumen non-siklikal diproyeksikan menjadi incaran utama investor, di samping saham dengan dividend yield menarik dan perbankan kuat.

Also Read

[addtoany]

Tags