Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial – JAKARTA. Layanan sistem pembayaran cepat Bank Indonesia (BI-FAST) terus mengukuhkan posisinya sebagai tulang punggung sistem keuangan digital di Tanah Air, mencatatkan kinerja yang sangat impresif. Hingga September 2025, volume transaksi ritel BI-FAST telah melesat hingga 1,22 miliar, menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 32,34% secara tahunan (YoY). Tak hanya volume, nilai transaksi pun meroket, berhasil menembus angka Rp 3.024,08 triliun.
Kiprah gemilang BI-FAST tidak berhenti di sana. Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendrata, mengungkapkan bahwa layanan BI-FAST tahap 2, yang mencakup bulk credit transfer (BCT), request for payment (RFP), dan direct debit transfer (DDT), juga memperlihatkan tren peningkatan yang positif. Sejak diperkenalkan pada akhir 2024, fase kedua ini telah membukukan total 101.618 transaksi, dengan BCT mendominasi secara signifikan hingga 99,51% dari seluruh aktivitas.
Lebih lanjut, Filianingsih menjelaskan pada Jumat (7/11/2025) bahwa per September 2025, transaksi BI-FAST tahap 2 melonjak 11,9% secara bulanan (MtM). Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh akselerasi bulk credit transfer yang tumbuh impresif 12,1% MtM. Dengan biaya layanan yang kompetitif, rata-rata Rp 2.500 per transaksi, BI-FAST diperkirakan turut menyumbang pendapatan sekitar Rp 3,06 miliar sepanjang kuartal III-2025.
Dorongan dari Korporasi
Pertumbuhan pesat BI-FAST tidak terlepas dari peran strategis segmen korporasi. Layanan bulk credit transfer (BCT), yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, kini semakin gencar dimanfaatkan oleh sejumlah bank besar di Indonesia, menandai perluasan adopsi yang signifikan di sektor bisnis.
Di antara para pemain utama, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjadi salah satu yang paling antusias. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menyatakan bahwa integrasi dengan BI-FAST tahap 2 sangat menunjang upaya digitalisasi transaksi korporasi. Per September 2025, volume transaksi BI-FAST BCA telah mencapai 1,685 juta dengan nilai menembus Rp 4,36 triliun. Kontribusi ini tak hanya pada efisiensi, melainkan juga terhadap kinerja keuangan, di mana pendapatan fee dan komisi BCA tercatat tumbuh 9,5% YoY menjadi Rp 15,1 triliun, didukung oleh akselerasi transaksi BI-FAST.
Senada, PT Bank Mandiri Tbk juga menunjukkan performa cemerlang. Bank pelat merah ini melaporkan lebih dari 10 juta transaksi BI-FAST dilakukan melalui platform andalannya, Kopra by Mandiri. Angka ini mencerminkan pertumbuhan volume 32% YoY, dengan nilai transaksi yang turut meningkat 14% YoY. Mandiri menargetkan volume transaksi BI-FAST akan tumbuh 30% YoY pada tahun 2025. SVP Digital Retail Banking Mandiri, Yanto Masyap, menyoroti bahwa pendorong utamanya adalah momen-momen hari besar keagamaan, seperti Natal, yang secara signifikan memicu aktivitas transfer Tunjangan Hari Raya (THR).
Tak ketinggalan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga mencatatkan perkembangan positif. Pemanfaatan BI-FAST korporasi melalui layanan Bale Korpora BTN telah mencapai Rp 5,8 triliun, tumbuh 9% YoY hingga September 2025. SEVP Digital Business BTN, Thomas Wahyudi, menjelaskan bahwa peningkatan ini merupakan indikasi jelas semakin luasnya adopsi di kalangan nasabah korporasi untuk memfasilitasi transaksi keuangan yang lebih efisien dan real-time. Secara keseluruhan, total volume transaksi outgoing BI-FAST BTN mencapai Rp 42 triliun dari 12 juta transaksi, menunjukkan pertumbuhan lebih dari 11% YoY.
Ringkasan
Layanan sistem pembayaran cepat Bank Indonesia (BI-FAST) menunjukkan kinerja impresif sebagai tulang punggung sistem keuangan digital, dengan volume transaksi ritel mencapai 1,22 miliar dan nilai Rp 3.024,08 triliun hingga September 2025, tumbuh 32,34% secara tahunan. Layanan BI-FAST tahap 2, termasuk bulk credit transfer (BCT), juga mengalami peningkatan positif sejak akhir 2024, membukukan 101.618 transaksi dan menyumbang pendapatan sekitar Rp 3,06 miliar pada kuartal III-2025.
Pertumbuhan pesat BI-FAST didorong oleh segmen korporasi yang memanfaatkan layanan BCT, dengan bank-bank besar turut berkontribusi signifikan. BCA mencatat 1,685 juta transaksi BI-FAST bernilai Rp 4,36 triliun, mendukung digitalisasi korporasi dan pendapatan fee. Bank Mandiri melaporkan lebih dari 10 juta transaksi melalui Kopra by Mandiri, sementara BTN mencatatkan Rp 5,8 triliun penggunaan BI-FAST korporasi, mengindikasikan adopsi yang luas untuk efisiensi transaksi.





