Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial JAKARTA. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan kinerja laba yang masih berada di bawah ekspektasi pada sembilan bulan pertama tahun 2025. Namun demikian, analis dari Maybank Sekuritas mulai menangkap sinyal positif, menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan signifikan pada kuartal III-2025.
Menurut Willy Goutama, Analis Maybank Sekuritas Indonesia, dalam riset terbarunya tanggal 31 Oktober 2025, performa HMSP mulai menunjukkan perbaikan. Ia memproyeksikan potensi pertumbuhan laba yang solid dalam beberapa tahun ke depan. Optimisme ini didukung oleh strategi diversifikasi portofolio produk serta ekspansi agresif perusahaan ke segmen produk bebas asap.
“Kami mempertahankan rekomendasi buy untuk saham HMSP dengan target harga baru Rp 975 per saham, meningkat 14% dari target sebelumnya,” ungkap Willy. Ia menjelaskan bahwa peningkatan ini sejalan dengan kenaikan target rasio P/E ke 12,5 kali, setara 0,5 standar deviasi di bawah rata-rata tiga tahun terakhir. Valuasi kini digeser ke basis tahun 2026, mencerminkan ekspektasi perbaikan kinerja keuangan yang berkelanjutan dari produsen rokok Sampoerna ini.
Meski Kinerja Tumbuh per Kuartal III-2025, Emiten Properti Masih Hadapi Tantangan
Pada periode September 2025, HMSP membukukan laba bersih sebesar Rp 4,51 triliun, angka ini turun 14% secara tahunan. Realisasi tersebut baru memenuhi 63% dari proyeksi Maybank Sekuritas dan 62% dari konsensus pasar untuk tahun penuh 2025. Penjualan tercatat sebesar Rp 83,74 triliun, mengalami penurunan 5% secara tahunan. Berbeda dengan laba bersih, laba usaha (EBIT) justru menunjukkan pertumbuhan positif 14% secara tahunan, mencapai Rp 6,97 triliun, yang sesuai dengan perkiraan analis.
Willy Goutama menyoroti dua faktor utama yang membebani kinerja laba bersih HMSP. Pertama, pendapatan keuangan merosot tajam 52% secara tahunan menjadi Rp 253 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya aset berbunga seperti kas di bank dan pinjaman kepada pihak berelasi, yang kini hanya mencakup 14% dari total aset, dibandingkan 18% pada tahun sebelumnya. Kedua, beban pajak efektif meningkat sementara menjadi 34%, lebih tinggi dari perkiraan 22%, akibat adanya tambahan pajak sebesar Rp 655 miliar yang timbul dari penyesuaian akuntansi pajak.
Meskipun kinerja kumulatif sembilan bulan belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi, laba bersih HMSP pada kuartal III-2025 menunjukkan lonjakan impresif. Laba bersih mencapai Rp 2,38 triliun, naik sepuluh kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya dan 25% lebih tinggi dari tahun lalu. Peningkatan substansial ini didukung oleh efisiensi operasional, termasuk penurunan pembayaran cukai dan PPN sebesar 2% secara tahunan, serta penurunan biaya promosi dan iklan sebesar 5% secara tahunan. Kedua komponen ini secara kolektif mencapai 66% dari total penjualan kuartal tersebut.
Penjualan rokok Sampoerna pada kuartal III juga tumbuh sesuai ekspektasi menjadi Rp 28,57 triliun, naik 8% secara kuartalan. Volume penjualan rokok mencapai 19,8 miliar batang, meningkat 7% secara kuartalan. Di samping itu, penjualan produk bebas asap seperti IQOS, ZYN, dan VEEV menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan. Kontribusi segmen ini terhadap total penjualan HMSP meningkat menjadi 2,3%, dari 1,6% pada kuartal III-2022, mengindikasikan keberhasilan strategi diversifikasi produk.
Maybank Sekuritas mempertahankan proyeksi laba per saham (EPS) HMSP untuk periode 2025–2027. Willy memperkirakan laba kuartal IV-2025 akan mencapai Rp 2,64 triliun, naik 10% secara kuartalan dan 85% secara tahunan. Proyeksi ini didukung oleh peningkatan penjualan secara kuartalan sebesar 16% menjadi Rp 33,22 triliun, karena distributor cenderung melakukan penimbunan stok menjelang musim puncak penjualan. Selain itu, tarif pajak korporasi diperkirakan akan kembali normal ke 22% setelah sempat melonjak pada kuartal-kuartal sebelumnya. “Setelah melalui periode penurunan laba akibat kenaikan cukai yang agresif, kami memperkirakan HMSP akan kembali tumbuh dengan CAGR EPS sebesar 17% dari 2024 hingga 2027,” ujar Willy, seraya menambahkan bahwa risiko utama terhadap proyeksi ini adalah volume penjualan dan margin laba yang lebih rendah dari perkiraan.
Dengan strategi diversifikasi produk yang kuat, terutama di segmen produk tembakau bebas asap yang terus berkembang, Maybank Sekuritas menilai HMSP memiliki prospek jangka menengah yang sangat menarik. Perusahaan juga menawarkan imbal hasil dividen yang tinggi di tengah tren pemulihan industri tembakau nasional, menjadikannya pilihan investasi yang patut diperhitungkan.
Pada penutupan perdagangan 5 November 2025, harga saham HMSP tercatat melemah 3,85% menjadi Rp 875 per saham.
Ringkasan
Kinerja laba PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) pada sembilan bulan pertama 2025 berada di bawah ekspektasi, meskipun Maybank Sekuritas melihat tanda pemulihan signifikan di kuartal III. Analis Maybank Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham HMSP dengan target harga baru Rp 975 per saham. Proyeksi ini didukung oleh strategi diversifikasi produk dan ekspansi agresif HMSP ke segmen produk bebas asap, menandakan potensi pertumbuhan laba solid.
Laba bersih HMSP pada kuartal III-2025 melonjak menjadi Rp 2,38 triliun, naik sepuluh kali lipat secara kuartalan, ditopang efisiensi operasional dan peningkatan penjualan rokok. Kontribusi produk bebas asap juga tumbuh signifikan menjadi 2,3% dari total penjualan. Maybank Sekuritas mempertahankan proyeksi laba per saham dan melihat HMSP kembali tumbuh dengan CAGR EPS 17% hingga 2027, didukung prospek kuat dari diversifikasi produk dan imbal hasil dividen yang tinggi.





