
Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial, JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot pada perdagangan hari ini, Selasa (4/11/2025), diperkirakan masih akan berada dalam tren pelemahan. Proyeksi ini didasari oleh kombinasi kuat sentimen dari eksternal dan internal yang akan membayangi mata uang Garuda sepanjang hari.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Senin, rupiah telah menunjukkan pelemahan signifikan sebesar 0,27%, mengakhiri hari di level Rp 16.676 per dolar Amerika Serikat (AS). Tren negatif ini diperkirakan berlanjut hari ini, mengingat faktor-faktor penekan yang masih relevan.
Menurut analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, sejumlah sentimen eksternal dan internal menjadi faktor kunci yang berpotensi mendorong atau menekan pergerakan rupiah. Faktor-faktor ini perlu dicermati investor dan pelaku pasar.
IHSG Berpotensi Lanjut Menguat, Simak Saham Rekomendasi Analis untuk Selasa (4/11)
Dari sisi eksternal, dolar AS diproyeksikan masih akan mempertahankan momentum penguatannya. Hal ini didukung oleh adanya kesepakatan baru antara Amerika Serikat dan China, yang cenderung memberikan sentimen positif bagi mata uang Negeri Paman Sam tersebut di pasar global.
Di sisi lain, dari arena domestik, rupiah masih berpotensi menghadapi tekanan. Prospek kebijakan moneter yang longgar dari Bank Indonesia (BI), ditambah dengan kebijakan pemerintah, dapat menjadi beban tambahan bagi kinerja mata uang lokal.
Lukman Leong menambahkan bahwa potensi penguatan dolar AS juga akan semakin signifikan apabila data aktivitas manufaktur Amerika Serikat menunjukkan peningkatan. Data ekonomi AS yang positif secara umum akan memperkuat daya tarik dolar di pasar valuta asing.
Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen tersebut, Lukman Leong memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.600 hingga Rp 16.750 per dolar AS sepanjang perdagangan Selasa (4/11/2025).
Ringkasan
Nilai tukar rupiah di pasar spot diperkirakan melanjutkan tren pelemahan pada Selasa (4/11/2025). Sebelumnya, rupiah telah melemah 0,27% dan ditutup pada level Rp 16.676 per dolar AS pada perdagangan Senin. Proyeksi ini didorong oleh kombinasi sentimen kuat dari eksternal dan internal.
Menurut analis Lukman Leong, penguatan dolar AS didukung oleh kesepakatan baru AS-China dan potensi data manufaktur AS yang positif. Di sisi domestik, kebijakan moneter Bank Indonesia yang longgar dapat menjadi tekanan tambahan bagi rupiah. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 16.600 hingga Rp 16.750 per dolar AS sepanjang hari.
					




