Inflasi Jinak, Wall Street Menggeliat Naik: Peluang Investasi?

H Anhar

Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial  

NEW YORK – Indeks-indeks utama Wall Street melonjak pada pembukaan perdagangan Jumat (26/9/2025), menghirup optimisme setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis sesuai perkiraan pasar. Lonjakan ini meredakan kekhawatiran investor akan tekanan harga yang persisten yang berpotensi menunda rencana pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Pada awal sesi perdagangan, Dow Jones Industrial Average berhasil melesat 154,1 poin atau 0,34% menuju level 46.101,45. Senada, S&P 500 menguat 10,7 poin atau 0,16% ke posisi 6.615,38, sementara Nasdaq Composite tak ketinggalan, bertambah 18,6 poin atau 0,08% menjadi 22.403,27. Penguatan serentak ini menunjukkan kepercayaan pasar yang kembali tumbuh.

Katalis utama penguatan pasar adalah laporan dari Departemen Perdagangan AS yang menunjukkan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) naik 2,7% secara tahunan pada Agustus, sejalan dengan proyeksi ekonom. Indeks PCE inti, yang mengecualikan harga pangan dan energi yang fluktuatif, juga menunjukkan kenaikan 2,9%, tepat sesuai ekspektasi. Data inflasi yang moderat ini menjadi angin segar bagi para pelaku pasar.

Rilis data tersebut memberikan kepastian yang sangat dibutuhkan di tengah pekan yang diwarnai perdebatan sengit internal The Fed mengenai arah kebijakan suku bunga. Meskipun beberapa pejabat mendorong penurunan suku bunga yang lebih agresif, sementara yang lain menyerukan pendekatan yang lebih hati-hati, data inflasi yang terkendali kini memperkuat spekulasi penurunan suku bunga di masa mendatang.

Namun demikian, optimisme tersebut diiringi dengan peringatan dari sebagian analis. Mereka mengingatkan bahwa angka inflasi saat ini mungkin belum sepenuhnya mencerminkan dampak penuh dari kebijakan tarif impor baru. Nathan Sheets, Kepala Ekonom Global Citigroup, berpendapat bahwa perusahaan sebelumnya memiliki ruang untuk menunda kenaikan harga karena akumulasi persediaan pada paruh pertama tahun ini, tetapi proses penyesuaian harga kini sedang berlangsung.

Senada, Presiden The Fed Richmond, Thomas Barkin, menyuarakan keraguannya terhadap proyeksi inflasi, khawatir bahwa tarif baru berpotensi membebani baik bisnis maupun rumah tangga. Kekhawatiran ini bukanlah tanpa dasar, mengingat sehari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangkaian tarif impor baru. Kebijakan ini mencakup bea masuk 100% untuk produk farmasi bermerek, 25% untuk truk berat, 50% untuk lemari dapur dan meja rias, serta 30% untuk furnitur berlapis kain. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya perang dagang baru dengan mitra-mitra ekonomi utama di Asia dan Eropa.

Di luar perdagangan indeks utama, aktivitas pra-pasar juga menunjukkan tanda-tanda positif, dengan saham Dow E-mini naik 0,44%, S&P 500 E-mini menguat 0,3%, dan Nasdaq 100 E-mini bertambah 0,23%. Beberapa saham mencatat pergerakan signifikan, termasuk Eli Lilly yang naik 1,5%, Viking Therapeutics melonjak 0,9%, dan Paccar meroket 5,8%. Sebaliknya, saham Wayfair mengalami penurunan 2,7% seiring pelemahan di sektor furnitur, yang mungkin terkait dengan dampak tarif baru.

Dari sektor korporasi, Intel menjadi sorotan dengan melonjak 3,9% setelah muncul laporan bahwa perusahaan tersebut menjajaki kemitraan strategis dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC). Sementara itu, GlobalFoundries bahkan melesat impresif 8,2% menyusul kabar bahwa AS berencana memperketat aturan produksi chip domestik guna mengurangi ketergantungan impor, memberikan dorongan besar bagi produsen semikonduktor lokal.

Melihat ke depan, para investor kini menantikan pidato Wakil Ketua Pengawas The Fed, Michelle Bowman, untuk mencari sinyal tambahan terkait arah kebijakan moneter bank sentral. Selain itu, pasar juga tengah bersiap menghadapi musim laporan keuangan yang akan segera dimulai. Periode ini akan menjadi ujian krusial untuk menguji apakah valuasi saham yang saat ini tinggi memang didukung oleh fundamental perusahaan yang kuat dan prospek pertumbuhan di masa depan.

Ringkasan

Indeks-indeks utama Wall Street melonjak pada Jumat, 26 September 2025, setelah data inflasi Amerika Serikat (Indeks PCE) yang dirilis sesuai perkiraan pasar. Data inflasi moderat ini, yang naik 2,7% secara tahunan (inti 2,9%), meredakan kekhawatiran investor dan memperkuat spekulasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve di masa mendatang. Penguatan serentak di Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite menunjukkan kepercayaan pasar yang kembali tumbuh.

Meskipun demikian, sejumlah analis memperingatkan bahwa angka inflasi saat ini mungkin belum sepenuhnya mencerminkan dampak kebijakan tarif impor baru yang diumumkan Presiden Trump. Kebijakan tarif ini memicu kekhawatiran akan beban tambahan bagi bisnis dan rumah tangga serta potensi perang dagang baru. Investor kini mengalihkan perhatian pada pidato pejabat The Fed dan musim laporan keuangan yang akan datang untuk mendapatkan sinyal pasar lebih lanjut.

Also Read

[addtoany]

Tags