Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial NEW YORK.
Indeks saham utama Amerika Serikat (AS), Wall Street, menutup perdagangan Jumat (5/9/2025) dengan pelemahan, setelah investor dipaksa menimbang ulang kekhawatiran mendalam terhadap prospek ekonomi AS versus harapan optimis akan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve atau The Fed.
Kekhawatiran yang menyelimuti pasar keuangan global ini utamanya dipicu oleh data terbaru yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melemah tajam sepanjang Agustus 2025. Kondisi ini memberikan gambaran yang kurang menggembirakan tentang kesehatan ekonomi terbesar di dunia.
Pada penutupan perdagangan Jumat, Dow Jones Industrial Average tergelincir 220,43 poin, atau 0,48%, menjadi 45.400,86. Sementara itu, S&P 500 turun 20,58 poin, atau 0,32%, mencapai 6.481,50. Indeks Nasdaq Composite juga berakhir melemah 7,31 poin, atau 0,03%, pada posisi 21.700,39.
Meski demikian, kinerja mingguan menunjukkan gambaran yang bervariasi. Sepanjang pekan, Dow Jones mencatat penurunan tipis 0,3%. Di sisi lain, S&P 500 berhasil menguat 0,3%, dan Nasdaq Composite bahkan memimpin dengan kenaikan 1,1%.
Data Tenaga Kerja AS Turun di Juli 2025, Begini Efeknya
Sektor perbankan menjadi salah satu yang paling terpukul oleh sentimen negatif ini, dengan indeks perbankan S&P 500 anjlok 2,4% pada akhir perdagangan. Hal ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap potensi dampak pelemahan ekonomi pada industri finansial.
Data Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa perekonomian AS hanya mampu menciptakan 22.000 lapangan kerja baru pada Agustus 2025. Angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksikan penambahan 75.000 lapangan kerja, secara tegas mengonfirmasi kondisi pasar tenaga kerja yang kian melemah.
Awalnya, setelah rilis data tersebut, ketiga indeks saham utama AS sempat melonjak dan bahkan memecahkan rekor. Para pedagang berjangka yang memantau suku bunga acuan The Fed segera meningkatkan taruhan bahwa bank sentral AS akan memulai serangkaian pemangkasan suku bunga, kemungkinan dimulai bulan ini, bahkan mempertimbangkan pelonggaran sebesar 50 basis poin.
Namun, euforia tersebut berumur pendek. Indeks-indeks utama Wall Street secara tak terduga berbalik arah, mengakhiri sesi jauh di bawah level terendah yang sempat dicapai sebelumnya, menandakan ketidakpastian yang masih membayangi pasar.
“Dibutuhkan lebih dari satu set data buruk agar kita bisa mengguncang pasar ini saat ini,” ujar Pete Mulmat, CEO IG Amerika Utara, perusahaan induk tastytrade, di Chicago, seperti dikutip Reuters, menggambarkan ketahanan pasar meskipun ada data ekonomi yang kurang menguntungkan.
Dengan begitu banyaknya perhatian tertuju pada prospek suku bunga, para investor saham AS kini akan memfokuskan perhatian mereka pada data inflasi yang akan dirilis di minggu mendatang. Laporan Indeks Harga Konsumen bulanan AS dijadwalkan akan diumumkan pada hari Kamis, yang akan menjadi petunjuk penting bagi arah kebijakan moneter The Fed.
“Laporan penggajian hari ini secara jelas mengonfirmasi pelemahan pasar tenaga kerja dan semakin membenarkan penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed akhir bulan ini,” kata Bill Merz, kepala riset pasar modal dan konstruksi portofolio di U.S. Bank Asset Management di Minneapolis.
Merz menambahkan, “Pasar tenaga kerja akan tetap menjadi indikator yang sangat penting untuk menggambarkan kondisi ekonomi saat ini, tetapi sejauh ini belanja konsumen telah mengejutkan banyak pihak meskipun pasar tenaga kerja sedang menunjukkan pelemahan.”
S&P dan Nasdaq Dibuka Menguat Usai Data Pekerjaan AS Terpuruk
Menanggapi laporan data tenaga kerja ini, BofA Global Research juga turut menyesuaikan proyeksinya. Mereka kini memperkirakan The Fed akan melakukan penurunan suku bunga sebesar seperempat poin, masing-masing pada bulan September dan Desember.
Di pasar berjangka suku bunga AS, perhitungan LSEG menunjukkan bahwa terdapat peluang sebesar 7% bagi The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan tanggal 16-17 September. Namun, probabilitas yang jauh lebih tinggi, yakni 93%, diperkirakan untuk pemangkasan suku bunga standar sebesar 25 basis poin.
Ringkasan
Indeks saham utama Wall Street menutup perdagangan Jumat (5/9/2025) dengan pelemahan, dipicu kekhawatiran mendalam terhadap prospek ekonomi AS. Hal ini menyusul data pertumbuhan lapangan kerja AS pada Agustus 2025 yang melemah tajam, hanya menciptakan 22.000 lapangan kerja baru, jauh di bawah ekspektasi pasar 75.000. Meskipun sempat melonjak karena harapan pemangkasan suku bunga The Fed, indeks-indeks utama berbalik arah dan mengakhiri sesi dengan penurunan, di mana sektor perbankan anjlok 2,4%.
Kondisi ini mengonfirmasi pelemahan pasar tenaga kerja dan memicu antisipasi akan pelonggaran kebijakan moneter. Pasar kini memperkirakan peluang 93% Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September mendatang. Investor selanjutnya akan memfokuskan perhatian pada data inflasi AS yang akan dirilis minggu depan untuk petunjuk arah kebijakan moneter The Fed.





