JAKARTA – Pergerakan harga saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) berhasil memukau investor pada perdagangan Kamis (14/8). Saham perusahaan tambang nikel ini ditutup menguat signifikan, mencatatkan kenaikan impresif di pasar modal.
Tercatat pada penutupan sesi, harga saham NICL bertengger di level Rp 1.090 per saham. Angka ini mencerminkan kenaikan impresif sebesar 7,39%, atau setara dengan lonjakan Rp 75 dari harga penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 1.015 per saham.
Memulai sesi perdagangan saham NICL, saham ini dibuka pada level yang sama dengan penutupan sebelumnya, yaitu Rp 1.015. Namun, tak lama kemudian, pergerakan harga saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) menunjukkan tren positif. Sepanjang hari, saham NICL sempat menyentuh level tertinggi Rp 1.100 dan mencatat level terendah Rp 1.005, menunjukkan dinamika perdagangan yang aktif.
Kegairahan investor terhadap saham NICL juga tercermin dari aktivitas transaksinya. Berdasarkan data resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), total nilai transaksi saham NICL pada hari perdagangan tersebut mencapai Rp 89,60 miliar. Volume perdagangan saham NICL pun cukup masif, dengan total 833.540 lot saham berpindah tangan.
Performa saham NICL yang impresif ini terjadi di tengah perhatian pasar terhadap berbagai aspek perusahaan. Salah satu informasi terkait yang mungkin menarik bagi investor adalah mengenai kinerja keuangan PAM Mineral (NICL) yang melesat, di mana manajemen juga telah membeberkan faktor-faktor pendorong di baliknya.
Sebagai informasi tambahan bagi pembaca yang ingin menganalisis lebih lanjut, grafik pergerakan saham NICL dapat dilihat melalui TradingView.
Ringkasan
Saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) menunjukkan penguatan signifikan pada perdagangan Kamis (14/8). Harga saham ditutup di Rp 1.090 per saham, melonjak 7,39% atau Rp 75 dari penutupan sebelumnya. Sepanjang hari, NICL sempat menyentuh level tertinggi Rp 1.100 dan terendah Rp 1.005.
Kegairahan investor tercermin dari total nilai transaksi NICL yang mencapai Rp 89,60 miliar dengan volume 833.540 lot. Performa impresif ini terjadi di tengah perhatian pasar terhadap berbagai aspek perusahaan, termasuk kinerja keuangan PAM Mineral yang melesat.
