KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Memulai pekan dengan volatilitas, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Rabu (6/8/2025) dengan pelemahan tipis. IHSG terkoreksi 11,43 poin atau 0,15%, berakhir di level 7.503,75. Dinamika pasar ini menunjukkan pergerakan indeks yang masih mencari arah di tengah berbagai sentimen yang memengaruhi.
Menurut Herditya Wicaksana, Analis dari MNC Sekuritas, pelemahan IHSG ini terjadi di tengah kondisi positif eksternal. Padahal, pada hari yang sama, nilai tukar rupiah justru menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan mayoritas bursa regional Asia juga menunjukkan kinerja positif. Herditya menjelaskan bahwa pergerakan IHSG pada perdagangan Rabu lalu sangat dipengaruhi oleh tekanan dari saham-saham sektor perbankan, terutama dari bank-bank besar (big banks) yang mengalami koreksi signifikan.
Untuk perdagangan Kamis (7/8/2025), Herditya memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dengan level support di 7.487 dan level resistance di 7.559. Sentimen yang patut dicermati investor pada hari Kamis antara lain rilis neraca dagang China serta data cadangan devisa Indonesia.
Turun, IHSG Masih Bertahan di Atas Level 7.500 pada Rabu (6/8) Saat Dana Asing Masuk
Senada, Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, juga mencatat bahwa IHSG ditutup melemah setelah pergerakan fluktuatif yang cenderung terbatas di zona positif dan negatif sepanjang perdagangan. Dalam tinjauannya terhadap kinerja sektor, Valdy mengidentifikasi saham-saham di sektor consumer noncyclical sebagai penyumbang koreksi terbesar, sementara sektor basic material justru mencatatkan kenaikan tertinggi.
Valdy juga menyoroti data ekonomi domestik, khususnya indeks harga rumah pada kuartal II-2025 yang tumbuh hanya 0,9% Year-on-Year (YoY), turun dari 1,07% YoY di kuartal sebelumnya. Angka pertumbuhan ini merupakan yang terkecil sejak tahun 2003, mengindikasikan adanya penurunan daya beli masyarakat dan potensi peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK), terutama terlihat dari lambatnya pertumbuhan harga rumah berukuran kecil.
Dari sisi analisis teknikal, Valdy mengungkapkan bahwa indikator MACD membentuk “death cross” dengan histogram negatif. Meskipun indeks Stochastic RSI mendekati area oversold, belum ada sinyal pembalikan arah yang jelas. Selain itu, indikator Accumulation/Distribution masih menunjukkan adanya distribusi. Berdasarkan analisis ini, IHSG diperkirakan akan bergerak cenderung sideways pada kisaran 7.450 hingga 7.550.
IHSG Melemah 0,15% ke 7.503 pada Rabu (6/8/2025), AMRT, MBMA, UNVR Top Losers LQ45
Sentimen global yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada Kamis (7/8/2025) meliputi rilis data surplus neraca perdagangan China bulan Juli 2025, yang diproyeksikan menurun menjadi US$ 103,4 miliar dari US$ 114,77 miliar. Dari Inggris, perhatian investor tertuju pada pertemuan Bank of England (BoE) yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan menjadi 4% dari 4,25%. Sementara itu, dari Amerika Serikat, data initial jobless claims pekan lalu diperkirakan sedikit meningkat menjadi 220 ribu dari 218 ribu di pekan sebelumnya. Di ranah domestik, investor juga akan menantikan rilis data cadangan devisa Indonesia untuk bulan Juli 2025.
Rekomendasi Saham
Menyikapi proyeksi pergerakan pasar, sejumlah analis telah mengeluarkan rekomendasi saham pilihan bagi investor. Phintraco Sekuritas merekomendasikan top picks untuk perdagangan Kamis (7/8/2025) yakni ERAA, BRMS, PGAS, AKRA, dan ISAT. Sementara itu, Herditya dari MNC Sekuritas menyarankan untuk mencermati saham ANTM dengan target harga antara Rp 3.110-Rp 3.320, BKSL di kisaran Rp 175-Rp 187, serta MLPL pada target harga Rp 124-Rp 130.
Ringkasan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,15% menjadi 7.503,75 pada perdagangan Rabu (6/8/2025), meskipun nilai tukar rupiah menguat dan bursa regional Asia positif. Analis Herditya Wicaksana menyebut tekanan dari saham perbankan besar sebagai penyebab. Sementara itu, Valdy Kurniawan dari Phintraco Sekuritas mengidentifikasi sektor consumer noncyclical sebagai penyumbang koreksi terbesar, serta menyoroti pertumbuhan indeks harga rumah yang melambat, terkecil sejak 2003.
Untuk Kamis (7/8/2025), Herditya memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi, sedangkan Valdy memproyeksikan pergerakan cenderung sideways di kisaran 7.450-7.550. Sentimen yang perlu dicermati termasuk rilis neraca dagang China dan data cadangan devisa Indonesia. Phintraco Sekuritas merekomendasikan ERAA, BRMS, PGAS, AKRA, dan ISAT, sementara MNC Sekuritas menyarankan ANTM, BKSL, dan MLPL.