Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial JAKARTA. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menunjukkan performa yang cenderung datar pada perdagangan Kamis (4/12/2025), di tengah sentimen pasar yang terombang-ambing antara harapan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dan tekanan dari anjloknya harga saham Amazon.
Saat penutupan, indeks S&P 500 hanya naik tipis 0,11% menjadi 6.856,92, sementara Nasdaq menguat sedikit lebih tinggi sebesar 0,23% ke posisi 23.508,87. Dow Jones, di sisi lain, mengalami penurunan tipis 0,07% menjadi 47.850,42.
Investor menunjukkan kehati-hatian yang tinggi, terutama dalam mencerna data tenaga kerja dan berbagai indikator ekonomi lainnya. Keterlambatan publikasi laporan payrolls November, yang baru akan dirilis setelah pertemuan The Fed bulan ini akibat penundaan data selama shutdown pemerintah, semakin menambah kebingungan pasar.
Kekosongan data utama ini memaksa pelaku pasar untuk bergantung pada indikator-indikator sekunder, yang sayangnya memberikan gambaran yang beragam mengenai kondisi pasar tenaga kerja AS.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan penurunan klaim tunjangan pengangguran awal ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun. Namun, para analis memperingatkan bahwa penurunan ini mungkin dipengaruhi oleh efek libur Thanksgiving.
Wall Street Menguat Seiring Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Meningkat
Sementara itu, estimasi dari Federal Reserve Chicago menunjukkan bahwa tingkat pengangguran November relatif stabil di angka 4,4%.
Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed terus menguat. Berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan ini mencapai 87%, meningkat signifikan dari sekitar 68% pada bulan sebelumnya.
“Semua mata tertuju pada bagaimana The Fed akan menyikapi data yang masuk,” kata Mike Dickson, Head of Research Horizon Investments. “Pernyataan Jerome Powell terakhir cenderung hawkish, meskipun pasar secara luas mengantisipasi pemangkasan suku bunga.”
Dickson menekankan bahwa tanpa data payrolls terbaru, arah kebijakan moneter selanjutnya akan sangat bergantung pada rilis data ekonomi berikutnya.
Dari sisi data ekonomi, laporan tertunda dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa pesanan pabrik hanya meningkat 0,2%, di bawah ekspektasi 0,5%. Angka ini juga merupakan revisi turun dari bulan sebelumnya, yang disebabkan oleh tekanan tarif terhadap sektor manufaktur.
Di lantai bursa, saham Salesforce melonjak setelah perusahaan menaikkan proyeksi pendapatan dan laba fiskal 2026, didorong oleh kuatnya permintaan terhadap platform agen AI mereka.
Wall Street Bergerak Variatif Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Meta Platforms juga menjadi salah satu pendorong kenaikan S&P 500 setelah laporan Bloomberg mengindikasikan rencana perusahaan untuk memangkas anggaran Metaverse hingga 30%.
Di sisi lain, Amazon menjadi salah satu pemberat indeks setelah mengumumkan sedang berdiskusi dengan USPS mengenai masa depan kerja sama logistik mereka sebelum kontrak berakhir tahun depan.
Sektor consumer staples juga mengalami tekanan, terutama akibat penurunan saham Kroger yang memangkas proyeksi penjualan tahunannya dan gagal mencapai target kuartalan. Sebaliknya, saham Dollar General melonjak setelah perusahaan menaikkan proyeksi laba tahunannya.
Wall Street Ditutup Naik Senin (24/11): Pasar Yakin The Fed Potong Bunga di Desember
Saham Snowflake anjlok tajam karena proyeksi pendapatan produk kuartal keempat berada di bawah ekspektasi tinggi investor. Sementara itu, saham Hormel Foods, produsen selai kacang Skippy, menguat setelah merilis proyeksi laba tahunan yang melampaui perkiraan pasar.
Ringkasan
Bursa saham AS menunjukkan performa beragam di tengah harapan penurunan suku bunga The Fed dan tekanan dari penurunan harga saham Amazon. Investor berhati-hati mencerna data tenaga kerja, sementara penundaan rilis laporan payrolls November menambah kebingungan pasar. Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed terus menguat, dengan probabilitas pemangkasan 25 basis poin bulan ini mencapai 87%.
Saham Salesforce dan Meta Platforms menjadi pendorong kenaikan, sementara Amazon dan sektor consumer staples mengalami tekanan. Saham Snowflake anjlok karena proyeksi pendapatan yang lebih rendah dari ekspektasi, sementara Hormel Foods menguat setelah merilis proyeksi laba tahunan yang melampaui perkiraan pasar. Pasar terus mencermati data ekonomi dan kebijakan The Fed.





