Wall Street Berdarah: Nasdaq & S&P 500 Terjun Bebas, Saham Teknologi Dijual!

H Anhar

NEW YORK. Perdagangan saham di Wall Street pada penutupan hari Rabu (20/8/2025) berakhir dengan kinerja yang beragam. Indeks Nasdaq dan S&P 500 menunjukkan pelemahan, didorong oleh aksi jual investor pada saham-saham teknologi yang kemudian beralih ke sektor-sektor yang dianggap lebih murah. Dinamika pasar ini juga diwarnai oleh antisipasi investor terhadap pernyataan dari pejabat Federal Reserve (The Fed) dalam simposium Jackson Hole yang akan berlangsung pada akhir pekan ini.

Mengutip laporan Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil mencatatkan kenaikan tipis sebesar 16,04 poin, atau 0,04%, mencapai level 44.938,31. Berbanding terbalik, Indeks S&P 500 mengalami penurunan 15,59 poin, atau 0,24%, ke level 6.395,78. Sementara itu, Indeks Nasdaq Composite mencatat pelemahan signifikan sebesar 142,09 poin, atau 0,67%, ditutup pada level 21.172,86.

Saham-saham teknologi, yang sebelumnya menjadi pendorong utama pemulihan pasar dari aksi jual besar pada bulan April, kini menunjukkan tren pelemahan. Indeks teknologi S&P 500, meskipun sempat memperkecil kerugian awal, akhirnya ditutup turun 0,8%. Kondisi ini berbeda dengan tujuh dari sebelas sektor di S&P 500 yang justru mencatatkan penguatan, dipimpin oleh sektor energi, perawatan kesehatan, dan barang konsumsi pokok. Volume perdagangan saham di bursa AS tercatat mencapai 15,5 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 17,7 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

“Jika dilihat secara lebih luas, ini lebih merupakan rotasi pasar daripada aksi jual yang sesungguhnya,” ungkap Bryant van Cronkhite, manajer portofolio senior di Allspring. Ia menambahkan bahwa valuasi saham teknologi saat ini tampak melebar di tengah peningkatan pengeluaran. Di sisi lain, menurutnya, ada banyak sektor lain di pasar yang terlihat sangat menarik dari sudut pandang valuasi, namun justru kerap terabaikan.

Beberapa analis pasar juga mengemukakan faktor-faktor lain di balik tekanan pada saham-saham teknologi. Salah satunya adalah komentar CEO OpenAI, Sam Altman, pekan lalu yang menyebutkan saham-saham kecerdasan buatan (AI) telah “menggelembung”. Selain itu, sebuah studi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan bahwa banyak perusahaan teknologi masih kesulitan dalam mengonversi investasi AI menjadi keuntungan aktual. Kecemasan investor juga muncul terkait potensi campur tangan pemerintah di sektor swasta, mengingat Pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi saham di perusahaan-perusahaan chip seperti Intel, menyusul kesepakatan pembagian hasil yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Nvidia dan AMD.

Akibat tekanan tersebut, saham Nvidia turun 0,1% dan saham Advanced Micro Devices (AMD) melemah 0,8%. Sementara itu, saham Intel dan Micron juga anjlok masing-masing sekitar 7% dan 4%. Semua saham teknologi berkapitalisasi besar (megacap) turut merasakan dampak pelemahan ini. Saham Apple dan Alphabet, misalnya, masing-masing ditutup turun sekitar 2% dan 1,1%. Pasar kini sangat menantikan hasil kuartalan Nvidia yang akan dirilis pada 27 Agustus, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai permintaan di sektor kecerdasan buatan.

Wall Street Melemah, Saham Teknologi Tertekan Jelang Simposium The Fed

Sementara itu, fokus investor juga tertuju pada Federal Reserve. Risalah rapat The Fed bulan Juli menunjukkan bahwa hampir semua pembuat kebijakan memandang tepat untuk mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal di 4,25% hingga 4,50%, meskipun ada dua pihak yang tidak setuju. Konferensi tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, yang akan dimulai pada hari Jumat, menjadi sorotan utama. Ketua The Fed, Jerome Powell, diperkirakan akan berpidato di acara tersebut, dan pidatonya akan dicermati dengan seksama untuk mencari sinyal kebijakan moneternya di masa depan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh LSEG, investor saat ini memperkirakan adanya penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September.

Dow Jones Dekati Rekor Tertinggi, Home Depot Angkat Saham Ritel

Di tengah hiruk pikuk pasar, investor juga memantau seruan Presiden Trump agar Gubernur The Fed, Lisa Cook, mengundurkan diri. Trump mengutip tuduhan bahwa Cook terlibat dalam kasus penipuan hipotek, menambah dimensi politik pada dinamika pasar keuangan AS.

Ringkasan

Pada penutupan perdagangan 20 Agustus 2025, Wall Street menunjukkan kinerja bervariasi; Indeks Nasdaq dan S&P 500 melemah signifikan akibat aksi jual investor pada saham teknologi. Investor beralih ke sektor-sektor yang dianggap lebih murah, meskipun Indeks Dow Jones berhasil mencatatkan kenaikan tipis. Pelemahan saham teknologi ini lebih diinterpretasikan sebagai rotasi pasar, terutama mengingat valuasi saham teknologi yang tampak melebar.

Tekanan pada saham teknologi diperparah oleh komentar tentang valuasi AI yang “menggelembung” dan kesulitan perusahaan mengubah investasi AI menjadi keuntungan. Saham-saham besar seperti Nvidia, Intel, dan Apple mengalami penurunan yang nyata. Fokus pasar juga tertuju pada simposium Jackson Hole Federal Reserve yang akan datang, di mana pidato Ketua The Fed Jerome Powell akan dicermati untuk mencari sinyal kebijakan moneter masa depan, dengan ekspektasi adanya penurunan suku bunga pada September.

Also Read

[addtoany]

Tags