JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat signifikan 1,03% ke level 7.943,83 pada perdagangan Rabu (20/8/2025). Kenaikan ini membawa optimisme di tengah pelaku pasar.
Performa positif bursa tercermin dari kompaknya seluruh indeks sektoral yang menunjukkan pergerakan hijau. Sektor properti menjadi primadona dengan lonjakan impresif 2,56%, diikuti oleh sektor perbankan yang tidak kalah tangguh dengan kenaikan 1,18%.
Menurut analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, penguatan IHSG ini merupakan respons langsung terhadap keputusan strategis Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas suku bunga acuan. BI memutuskan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, menetapkannya pada level 5%, sebuah langkah yang disambut positif pasar.
Herditya memproyeksikan, IHSG berpotensi melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan Kamis (21/8). Dalam prediksinya, level support berada di 7.889, sedangkan level resistance akan menguji posisi 7.971.
Senada, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menambahkan bahwa pemangkasan suku bunga oleh BI ini menjadi pemicu utama kebangkitan IHSG setelah sempat melemah selama dua hari berturut-turut. Alrich menjelaskan, “Saham sektor properti membukukan penguatan terbesar, didorong oleh ekspektasi akan meningkatnya penjualan seiring dengan turunnya suku bunga.”
Dari sisi teknikal, Alrich mengamati bahwa meskipun indikator Stochastic RSI masih mengisyaratkan potensi koreksi dalam jangka menengah, histogram MACD justru menunjukkan sinyal positif dan mengindikasikan kemungkinan terjadinya akumulasi. Berdasarkan analisis ini, Alrich menaksir IHSG berpeluang menguat kembali pada perdagangan berikutnya, dengan level support di 7.900 dan level resistance di 8.000.
Untuk pergerakan saham di hari berikutnya, euforia keputusan pemangkasan suku bunga BI diperkirakan akan tetap menjadi sentimen dominan. Ini merupakan pemangkasan keempat kalinya dalam tahun ini, sekaligus menempatkan suku bunga pada level terendah sejak Oktober 2022. Keputusan ini selaras dengan proyeksi kisaran inflasi yang ditargetkan BI, stabilitas nilai tukar rupiah, perlambatan pertumbuhan kredit, dan sebagai salah satu upaya konkret untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Data menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit Indonesia pada Juli 2025 tercatat sebesar 7,03% secara tahunan (year on year/YoY), melambat dari 7,77% YoY pada Juni 2025. Angka ini juga merupakan level terendah sejak Maret 2022. Menurut Alrich, perlambatan ini mencerminkan beberapa faktor, termasuk lemahnya daya beli, penurunan kelas menengah, serta peningkatan kehati-hatian bank dalam menyalurkan kredit.
Herditya turut menambahkan bahwa pada perdagangan Kamis, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh kembalinya arus modal asing. Dengan masuknya kembali investor global, IHSG diperkirakan akan kembali menguji level psikologis 8.000.
Dari kacamata global, Alrich menyoroti antisipasi pasar terhadap data HCOB Manufacturing PMI Flash Jerman bulan Agustus, yang diperkirakan akan menurun ke level 48,8 dari 49,1 di bulan Juli 2025. Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi memburuknya situasi bisnis manufaktur di Jerman. Di sisi lain, indeks S&P Global Manufacturing PMI Flash Inggris bulan Agustus diproyeksikan sedikit membaik menjadi 48,3 dari 48 pada bulan Juli 2025.
Melihat berbagai faktor tersebut, Alrich merekomendasikan beberapa saham pilihan yang menarik untuk dicermati, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Sementara itu, Herditya juga memberikan rekomendasi saham, di antaranya BRPT dengan rentang support Rp 2.530 dan resistance Rp 2.750, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) di rentang Rp 498 dan Rp 520, serta PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dengan level Rp 326 dan Rp 342.
Ringkasan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat signifikan 1,03% ke level 7.943,83 pada perdagangan Rabu (20/8/2025), didorong oleh kenaikan di seluruh indeks sektoral, terutama properti dan perbankan. Penguatan ini merupakan respons langsung terhadap keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menetapkannya pada level 5%. Analis sepakat bahwa pemangkasan suku bunga ini menjadi pemicu utama kebangkitan IHSG setelah sempat melemah.
Proyeksi menunjukkan IHSG berpotensi melanjutkan penguatannya pada perdagangan berikutnya, didukung oleh sentimen pemangkasan suku bunga yang menjadi yang keempat kalinya tahun ini dan kembalinya arus modal asing. Meskipun ada indikator teknikal yang bervariasi, potensi akumulasi terlihat. Berdasarkan analisis ini, beberapa analis merekomendasikan saham pilihan seperti PGAS, BRPT, BKSL, ANTM, MBMA, BRMS, dan SMBR untuk dicermati.