
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara proaktif mempersiapkan strategi komprehensif untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas selama periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, membeberkan berbagai inovasi dan langkah antisipatif yang dirancang untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas, meningkatkan keselamatan pengguna jalan, serta menjaga mobilitas masyarakat tetap aman dan nyaman.
“Menghadapi peningkatan pergerakan masyarakat saat periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Kemenhub telah menyiapkan strategi utama guna antisipasi kepadatan lalu lintas,” tegas Aan Suhanan dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu, 16 November 2025, yang juga dikutip dari Antara. Pernyataan tersebut disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Kesiapan Angkutan Nataru di Surakarta, yang mencakup wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seluruh strategi pengaturan kendaraan Nataru ini dirancang berdasarkan analisis data serta hasil evaluasi dari penyelenggaraan angkutan Nataru tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu fokus utama strategi pengaturan kendaraan Nataru adalah peningkatan kapasitas jalan. Dengan proyeksi lonjakan pergerakan masyarakat, Kemenhub menyadari bahwa kapasitas jalan eksisting mungkin tidak memadai. Oleh karena itu, langkah-langkah seperti sistem one way, contra flow, hingga pemberlakuan ganjil genap akan diterapkan, khususnya di ruas jalan menuju tempat wisata. Aan Suhanan menekankan pentingnya koordinasi antar pemangku kepentingan di daerah untuk memastikan implementasi yang efektif, guna mencegah terulangnya kemacetan parah di destinasi wisata.
Kemenhub juga menyoroti efektivitas pembatasan operasional angkutan barang bersumbu tiga ke atas sebagai bagian dari strategi pengaturan kendaraan Nataru. Berdasarkan evaluasi sebelumnya, kebijakan ini terbukti mampu menjaga kelancaran arus lalu lintas, terutama di jalan tol. Aan Suhanan mengonfirmasi bahwa draf aturan terkait pembatasan ini untuk periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 sedang dalam tahap penyelesaian.
Inovasi lain yang disiapkan adalah strategi delaying system. Sistem rekayasa lalu lintas ini dirancang untuk sengaja memperlambat dan mengarahkan ulang arus kendaraan guna mencegah kemacetan total atau stuck di titik-titik rawan kepadatan. Aan Suhanan menegaskan pentingnya kajian mendalam agar implementasi delaying system tidak hanya memindahkan masalah kemacetan ke lokasi lain, melainkan benar-benar mengurai kepadatan secara efektif.
Tantangan lain yang diantisipasi selama libur Nataru 2025 dan Tahun Baru 2026 adalah kondisi cuaca ekstrem. Menurut prediksi BMKG, periode tersebut bertepatan dengan puncak musim hujan, yang berpotensi menimbulkan bencana seperti longsor atau banjir, terutama di wilayah rawan Jawa Tengah.
Sebagai bagian dari mitigasi cuaca ekstrem, Aan Suhanan menekankan perlunya kesiapsiagaan penuh. “Kita berharap tidak akan terjadi longsor, tapi tetap perlu kita siapkan mitigasinya, dengan membangun posko terpadu, menyiapkan alat berat, dan lain sebagainya di titik-titik rawan,” jelasnya.
Keberhasilan seluruh strategi pengaturan kendaraan Nataru ini sangat bergantung pada kolaborasi dan sinergi antar semua pemangku kepentingan. Aan Suhanan juga menambahkan, kunci sukses lainnya adalah penerapan konsep K3I, yaitu Kendali, Koordinasi, Komunikasi, dan Informasi. Dengan membangun posko terpadu bersama dan mengintegrasikan data dari aplikasi masing-masing stakeholder, penanganan setiap situasi darurat atau kepadatan arus lalu lintas diharapkan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Pilihan Editor: Cara Pemerintah Menurunkan Harga Tiket Pesawat
Ringkasan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan strategi komprehensif untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), guna memastikan kelancaran dan keselamatan pengguna jalan. Strategi utama meliputi peningkatan kapasitas jalan melalui sistem one way, contra flow, dan ganjil genap, khususnya menuju tempat wisata. Selain itu, pembatasan operasional angkutan barang bersumbu tiga ke atas akan diterapkan, serta inovasi delaying system untuk mengurai kemacetan.
Kemenhub juga mengantisipasi tantangan cuaca ekstrem seperti potensi longsor atau banjir, dengan menyiapkan mitigasi berupa posko terpadu dan alat berat di titik rawan. Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada kolaborasi, sinergi antar pemangku kepentingan, serta penerapan konsep Kendali, Koordinasi, Komunikasi, dan Informasi (K3I) melalui posko terpadu untuk penanganan cepat dan tepat.





