
Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial – JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), emiten terkemuka di sektor properti dan kawasan industri, masih bergelut dengan tekanan kinerja yang signifikan sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Periode ini ditandai dengan penurunan pendapatan dan laba bersih yang substansial, terutama akibat lesunya beberapa segmen bisnis inti perusahaan, dengan sektor perhotelan menjadi sorotan utama.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan SSIA tercatat merosot 14,15% secara tahunan (year on year/YoY), mencapai Rp 3,31 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Kontribusi terbesar terhadap pendapatan ini berasal dari segmen konstruksi yang menyumbang Rp 2,64 triliun. Selanjutnya, segmen hotel berkontribusi sebesar Rp 351,86 miliar, pengembangan kawasan industri Rp 285,73 miliar, dan real estat Rp 261,23 miliar.
Surya Semesta Internusa (SSIA) Mau Restrukturisasi Anak Usaha, Begini Detailnya
Meskipun upaya menekan beban pokok pendapatan menunjukkan hasil positif dengan penurunan 3,98% YoY menjadi Rp2,58 triliun, laba kotor SSIA tetap menyusut tajam 37,42% menjadi Rp 735,1 miliar. Penurunan laba kotor ini sebagian besar dipicu oleh anjloknya kinerja segmen perhotelan hingga 66,6% dan segmen properti sebesar 31,5%. Di sisi lain, segmen konstruksi justru menunjukkan performa yang menggembirakan dengan pertumbuhan 17,9%.
SSIA Chart by TradingView
Tekanan kinerja juga merambat ke tingkat laba operasional. EBITDA SSIA merosot drastis menjadi Rp 256,7 miliar, jauh di bawah angka Rp 660 miliar yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya. Segmen hotel sekali lagi menjadi pemicu utama penurunan ini, dengan catatan penurunan EBITDA yang mengejutkan, mencapai Rp 307,7 miliar atau 123,7% YoY.
Surya Semesta Internusa (SSIA) Catatkan Rugi Rp 32,34 Miliar pada Semester I 2025
Erlin Budiman, VP of Investor Relations & Corporate Communications SSIA, menjelaskan bahwa performa lemah di segmen perhotelan utamanya disebabkan oleh proyek renovasi berskala besar di Paradisus by Meliá Bali (sebelumnya dikenal sebagai Meliá Bali Hotel). “Investasi strategis ini merupakan bagian dari visi jangka panjang perusahaan untuk meningkatkan nilai aset serta menghadirkan pengalaman yang lebih premium bagi para tamu,” jelas Erlin dalam keterbukaan informasi, Senin (3/11/2025).
Akibat serangkaian tekanan tersebut, laba bersih SSIA yang dapat diatribusikan kepada entitas induk anjlok signifikan sebesar 97,17% YoY, hanya menyisakan Rp 6,46 miliar. Meskipun demikian, perusahaan menunjukkan secercah harapan dengan mencatat laba bersih Rp38,8 miliar pada kuartal III 2025, melesat 464,7% dibandingkan kerugian bersih Rp10,6 miliar pada kuartal sebelumnya. Kinerja yang tertekan ini turut membuat laba per saham turun tajam dari Rp49,61 menjadi Rp1,40 per saham pada akhir September 2025.
Grup Djarum Resmi Ambil Alih 62,93 Juta Saham Treasuri Surya Semesta Internusa (SSIA)
Di tengah tantangan finansial tahunan, manajemen Surya Semesta Internusa tetap optimistis terhadap prospek bisnis ke depan, khususnya di sektor perhotelan. Erlin menyoroti tanda-tanda pemulihan industri perhotelan nasional pada kuartal III 2025. Momentum ini didukung oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan fiskal pemerintah yang lebih akomodatif, pergeseran arus wisata regional dari Thailand, serta peningkatan indeks kepercayaan konsumen.
Dari sisi neraca keuangan, total aset SSIA menunjukkan pertumbuhan 13,42% sejak awal tahun, mencapai Rp11,75 triliun. Liabilitas juga meningkat 50,49% menjadi Rp3,57 triliun, sementara ekuitas tumbuh 2,41% menjadi Rp8,18 triliun. Utang berbunga perusahaan tercatat sebesar Rp1,55 triliun, naik 17,4% dibanding semester I 2025, dengan rasio utang terhadap ekuitas (gearing ratio) yang terkendali di level 19%.
Surya Semesta Internusa (SSIA) Bagi Dividen Rp 70,57 Miliar, Cek Jadwal Lengkapnya!
Adapun posisi kas dan setara kas perusahaan tercatat sebesar Rp1,61 triliun pada akhir September 2025, sedikit menurun dari Rp1,88 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan adopsi strategi investasi jangka panjang dan keyakinan kuat terhadap kebangkitan sektor pariwisata, SSIA berharap dapat mempertahankan momentum positif dan terus menunjukkan perbaikan kinerja pada kuartal-kuartal berikutnya.
Ringkasan
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatat penurunan kinerja signifikan selama sembilan bulan pertama tahun 2025, dengan laba bersih entitas induk anjlok 97,17% menjadi Rp 6,46 miliar. Pendapatan perusahaan juga merosot 14,15% secara tahunan, mencapai Rp 3,31 triliun. Penurunan drastis ini utamanya dipicu oleh lesunya segmen perhotelan akibat proyek renovasi berskala besar di Paradisus by Meliá Bali, yang menyebabkan EBITDA segmen tersebut anjlok 123,7%.
Meskipun demikian, SSIA menunjukkan tanda pemulihan dengan mencatat laba bersih Rp 38,8 miliar pada kuartal III 2025, naik signifikan dari kerugian di kuartal sebelumnya. Segmen konstruksi juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 17,9%. Manajemen SSIA optimistis terhadap prospek bisnis ke depan, khususnya pemulihan sektor perhotelan yang didukung faktor eksternal dan investasi strategis untuk meningkatkan nilai aset.





