Saham Farmasi Tertekan? Analis Ungkap Rekomendasi Investasi Terbaik!

H Anhar

Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial JAKARTA. Sektor farmasi Indonesia menunjukkan ketangguhan yang signifikan sepanjang semester I-2025, didorong oleh strategi efisiensi biaya yang cermat serta pertumbuhan penjualan di segmen-segmen kunci. Meskipun demikian, prospek ke depan masih diwarnai oleh tantangan perlambatan konsumsi domestik dan ketatnya persaingan pasar yang kian sengit.

Menurut riset yang dirilis oleh analis BRI Danareksa Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh dan Wilastita Muthia Sofi pada 24 Juli 2025, kinerja positif emiten farmasi terutama ditopang oleh kontribusi unggul dari PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang berhasil mengoptimalkan efisiensi biaya. Selain itu, potensi pemulihan penjualan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) juga menjadi faktor penopang vital bagi industri ini.

Kinerja KLBF di kuartal II-2025 terbilang cukup stabil, demikian pandangan Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo W. Pendapatan KLBF berhasil meningkat 3,4% secara tahunan (YoY) mencapai Rp 1,98 triliun di kuartal kedua, dengan laba bersih perusahaan pada semester I-2025 tercatat sebesar Rp 1,97 triliun. Meskipun demikian, Azis mencermati adanya penurunan pendapatan sebesar 3,3% secara tahunan pada produk nutrisi di semester I-2025. Namun, pertumbuhan ekspor KLBF justru melesat 40,7% secara tahunan di kuartal II-2025, melampaui kinerja pasar domestik. “Penjualan secara keseluruhan masih menunjukkan pertumbuhan yang solid. Segmen obat-obatan bahkan mencatat pertumbuhan tertinggi,” ujar Azis pada Jumat (8/8).

Beralih ke SIDO, emiten jamu dan farmasi ini membukukan laba bersih sebesar Rp 600 miliar, meskipun angka tersebut sedikit menurun tipis 1% secara tahunan. Analis CGS International, Baruna Arkasatyo, dalam risetnya pada 31 Juli 2025, menyoroti bahwa kinerja SIDO pada kuartal II-2025 didukung kuat oleh kenaikan penjualan produk herbal yang melonjak 47% secara tahunan. “Kenaikan ini diyakini sebagai tanda pemulihan penjualan yang signifikan di saluran perdagangan umum,” jelas Baruna.

Namun demikian, ada sisi lain yang perlu dicermati, yaitu penurunan penjualan makanan dan minuman (F&B) SIDO sebesar 11% secara tahunan. Baruna juga memproyeksikan adanya potensi penurunan laba per saham (EPS) sekitar 9% secara tahunan untuk SIDO pada tahun 2025.

Melihat dinamika pasar yang ada, Azis menyarankan investor untuk tetap waspada terhadap risiko-risiko yang mungkin mempengaruhi emiten farmasi ke depan, termasuk potensi melemahnya daya beli konsumen dan persaingan pasar yang semakin ketat. “Terdapat pula risiko peningkatan beban operasional (opex) yang dapat membebani kinerja,” tambahnya. Sejalan dengan itu, Baruna turut mencermati sentimen peningkatan persaingan produk, namun melihat adanya peluang pemulihan penjualan untuk sektor ini, khususnya akibat faktor cuaca hujan yang dapat memicu peningkatan permintaan produk kesehatan.

Menanggapi prospek sektor ini, Azis memberikan rating neutral untuk saham sektor kesehatan secara keseluruhan. Ia secara spesifik merekomendasikan beli saham KLBF dengan target harga Rp 1.700 per saham. Di sisi lain, Baruna menyarankan hold untuk saham SIDO dengan target harga Rp 510 per saham, mencerminkan pandangannya terhadap potensi dan tantangan spesifik yang dihadapi kedua emiten farmasi tersebut.

Ringkasan

Sektor farmasi Indonesia menunjukkan ketahanan signifikan di semester I-2025, didorong efisiensi biaya dan pertumbuhan penjualan, meski ada tantangan perlambatan konsumsi dan persaingan ketat. Kinerja positif ini terutama ditopang PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang mengoptimalkan efisiensi biaya serta potensi pemulihan penjualan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). KLBF mencatat peningkatan pendapatan 3,4% secara tahunan di kuartal II-2025 dengan pertumbuhan ekspor yang pesat.

SIDO membukukan laba bersih Rp 600 miliar, sedikit menurun, namun didukung lonjakan penjualan produk herbal yang signifikan. Analis mewaspadai risiko pelemahan daya beli konsumen dan persaingan pasar yang ketat ke depan. Untuk rekomendasi investasi, analis menyarankan beli saham KLBF dan hold untuk saham SIDO.

Also Read

[addtoany]

Tags