Rupiah Terancam! Prediksi Jelang RDG BI: Melemah di 18 November

H Anhar

Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan tren pelemahan yang signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Senin (17/11/2025). Mata uang kebanggaan Indonesia ini diperkirakan masih akan melanjutkan tekanan pelemahan pada sesi perdagangan Selasa (18/11/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot tergelincir 0,17% secara harian, mencapai level Rp 16.736 per dolar AS. Senada, data dari Jisdor Bank Indonesia (BI) juga mencatat depresiasi rupiah sebesar 0,14% secara harian, menempatkan posisinya di angka Rp 16.734 per dolar AS.

Rupiah Jisdor Melemah 0,14% ke Rp 16.734 per Dolar AS pada Senin (17/11/2025)

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS ini terutama dipicu oleh menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Sebaliknya, pasar justru mencermati potensi pemangkasan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan digelar pada 18–19 November, serta peluang besar untuk pemangkasan di masa mendatang.

“Rupiah diperkirakan masih akan berada di bawah tekanan menjelang RDG BI. Dolar AS sendiri tetap perkasa, didukung oleh pernyataan hawkish dari para pejabat The Fed yang telah secara signifikan memupus harapan akan adanya pemangkasan suku bunga pada bulan Desember,” ungkap Lukman kepada Kontan pada Senin (17/11/2025).

Untuk perdagangan esok hari, Selasa (18/11/2025), Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang konsolidasi antara Rp 16.650 hingga Rp 16.800 per dolar AS.

Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,17% ke Rp 16.736 per Dolar AS pada Senin (17/11/2025)

Sementara itu, Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyoroti sentimen dari dalam negeri sebagai faktor penting yang memengaruhi pergerakan rupiah. Bank Indonesia tetap optimistis bahwa realisasi pengeluaran fiskal di masa depan dapat lebih cepat dibandingkan tahun ini, membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi 2026 untuk mencapai target 5,4% sebagaimana yang ditetapkan dalam APBN 2026.

Di sisi lain, BI memproyeksikan tingkat inflasi pada tahun 2026 akan berada di kisaran 2,62%. Angka ini masih dalam jangkauan sasaran inflasi BI sebesar 2,5% plus minus 1%, namun sedikit di atas asumsi dasar APBN 2026 yang sebesar 2,5%.

Mengamati dinamika tersebut, Ibrahim memproyeksikan bahwa rupiah pada hari Selasa (18/11/2025) akan bergerak dalam rentang yang lebih ketat, yakni antara Rp 16.730 hingga Rp 16.770 per dolar AS.

Tonton: Soal Redenominasi Rupiah, Gubernur BI: Butuh Waktu dan Persiapan Lama

Ringkasan

Nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan signifikan terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (17/11/2025), mencapai level Rp 16.736 berdasarkan data Bloomberg dan Rp 16.734 menurut Jisdor Bank Indonesia. Pelemahan ini terutama dipicu oleh menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, sementara pasar menantikan potensi pemangkasan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 November. Analis memperkirakan rupiah masih akan berada di bawah tekanan dan bergerak di rentang Rp 16.650 hingga Rp 16.800 pada perdagangan Selasa (18/11/2025).

Faktor domestik juga memengaruhi pergerakan rupiah, di mana Bank Indonesia optimistis pengeluaran fiskal di masa depan dapat mendukung target pertumbuhan ekonomi 2026 sebesar 5,4%. BI memproyeksikan tingkat inflasi pada tahun 2026 sebesar 2,62%, yang masih dalam jangkauan sasaran inflasi BI. Pengamat mata uang memperkirakan rupiah akan bergerak lebih ketat, yakni antara Rp 16.730 hingga Rp 16.770 per dolar AS pada hari Selasa (18/11/2025).

Also Read

[addtoany]

Tags