PHRI optimistis okupansi hotel di Bali tembus 95 persen

H Anhar

PERHIMPUNAN Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali optimistis tingkat hunian hotel di Pulau Dewata akan mencapai 90 hingga 95 persen selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Target tersebut sejalan dengan tren peningkatan kunjungan wisatawan yang mulai terlihat menjelang pergantian tahun.

Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, saat ini okupansi hotel masih berada di kisaran 75 hingga 80 persen. Angka tersebut diperkirakan terus naik dalam beberapa hari ke depan hingga mencapai puncaknya pada malam tahun baru.

“Sekarang okupansi masih di angka 75 sampai 80 persen. Tapi trennya naik dan sampai tahun baru bisa mencapai 90 sampai 95 persen. Itu pola yang biasa terjadi setiap Nataru,” kata Rai melalui pesan tertulis, dikutip Ahad, 28 Desember 2025.

Menurut Rai, sinyal kenaikan okupansi sudah terlihat sejak beberapa hari terakhir. Ia menilai penurunan tipis hunian hotel berbintang pada November hingga pertengahan Desember, yang sempat berada di kisaran 60–65 persen, masih tergolong wajar. Kondisi tersebut tidak mencerminkan penurunan jumlah wisatawan.

“Bukan low, hanya turun sedikit. Salah satu penyebabnya karena wisatawan asing yang datang sekarang banyak dari segmen menengah ke bawah,” katanya.

Segmen wisatawan tersebut, kata dia, cenderung memilih akomodasi dengan harga terjangkau seperti guest house, vila, apartemen, kondotel, hingga pondok wisata. Menurutnya, pola ini justru memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. “Ini bagus karena tamu jadi tersebar. Banyak penginapan itu milik masyarakat lokal, jadi ekonomi bisa lebih merata,” ujarnya.

Selain perubahan karakter wisatawan, peningkatan jumlah akomodasi juga memengaruhi persentase hunian. PHRI memperkirakan jumlah kamar di Bali bertambah hampir 10 persen. Kondisi ini membuat persentase okupansi terlihat menurun, meski jumlah wisatawan sebenarnya meningkat.

“Kalau dibilang kunjungan wisatawan menurun, itu salah. Tahun 2024 wisman sekitar 6,3 juta. Tahun 2025 ini bisa tembus 7 juta atau naik sekitar 11 persen,” kata Rai.

Meski demikian, PHRI mencatat adanya penurunan pada kunjungan wisatawan domestik. Target 10,5 juta wisatawan nusantara diperkirakan tidak sepenuhnya tercapai, dengan penurunan sekitar 10 persen dibandingkan tren sebelumnya.

Rai menambahkan, okupansi hotel mulai kembali meningkat sejak 20 Desember dan diproyeksikan bertahan hingga pekan pertama Januari 2026. Sejumlah kawasan utama pariwisata masih mencatat tingkat hunian yang stabil.

Sementara itu, beberapa wilayah di luar kawasan utama seperti Karangasem, Bali Utara, dan Bali Barat masih menghadapi tantangan okupansi. Menurut dia, kondisi ini perlu direspons melalui pemerataan pembangunan infrastruktur dan promosi pariwisata. “Ke depan, khususnya 2026, pariwisata Bali harus lebih merata,” ujarnya.

Pilihan Editor: Sebab-sebab Kenaikan Okupansi Hotel Landai Menjelang Natal

Also Read

[addtoany]

Tags