JAKARTA. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) kembali menjadi sorotan pasar setelah kinerja keuangannya pada kuartal III-2025 dilaporkan masih menunjukkan perlambatan. Emiten telekomunikasi plat merah ini mencatatkan penurunan signifikan, baik pada sisi pendapatan maupun laba bersih, mengindikasikan adanya tantangan serius yang perlu diatasi.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga 30 September 2025, laba bersih Telkom tergerus menjadi Rp 15,78 triliun. Angka ini merepresentasikan penurunan sebesar 10,69% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 17,67 triliun. Tekanan juga terlihat pada pendapatan, yang ikut menyusut 2,31% secara tahunan, dari Rp 112,22 triliun menjadi Rp 109,61 triliun.
Pelemahan pendapatan ini terutama didorong oleh kontribusi yang menurun dari segmen telepon dan data. Pendapatan dari layanan telepon anjlok dari Rp 5,24 triliun menjadi Rp 4,24 triliun. Senada, pendapatan dari data, internet, serta jasa teknologi informatika juga merosot dari Rp 70,55 triliun menjadi Rp 67,26 triliun.
Saham Telkom Indonesia (TLKM) Sempat Anjlok 3,08%, Ini Penyebabnya
Di sisi lain, beban operasional Telkom justru mengalami peningkatan, khususnya pada beban operasi dan pemeliharaan, beban penyusutan dan amortisasi, serta beban umum dan administrasi. Kondisi ini secara langsung menekan laba usaha Telkom, yang turun 10,09% menjadi Rp 29,17 triliun dari sebelumnya Rp 32,45 triliun.
Meski kinerja operasionalnya tertekan, Telkom masih berhasil mencatatkan peningkatan pada saldo kas. Kas dan setara kas akhir periode melonjak menjadi Rp 31,55 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan posisi Rp 24,54 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola likuiditasnya di tengah perlambatan kinerja.
Dari sisi neraca, total aset Telkom per 30 September 2025 tercatat sebesar Rp 291,89 triliun, sedikit menurun dari Rp 299,67 triliun pada akhir 2024. Liabilitas juga turun tipis menjadi Rp 136,88 triliun, sementara ekuitas terkoreksi menjadi Rp 155,01 triliun dari posisi sebelumnya Rp 162,49 triliun.
Pelemahan saham Telkom (TLKM) yang terjadi pada hari pengumuman kinerja tidak lepas dari sentimen laporan keuangan yang kurang memuaskan. Analis Senior Investment sekaligus Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menggarisbawahi dampak langsung dari rilis data keuangan ini terhadap pergerakan saham.
Kinerja Menurun pada Semester I-2025, Cek Rekomendasi Saham Telkom Indonesia (TLKM)
Pasca rilis kinerja kuartal III-2025, saham TLKM tercatat melemah 1,23%, menutup perdagangan pada posisi Rp 3.210 per saham, mencerminkan reaksi investor terhadap hasil yang diumumkan.
Dari perspektif profitabilitas, analis Trimegah Sekuritas, Sabrina, mencatat bahwa capaian pendapatan Telkom masih sejalan dengan perkiraan Trimegah, yakni telah memenuhi sekitar 75% dari target setahun penuh. Namun, Sabrina juga menyoroti bahwa meskipun margin EBITDA menunjukkan peningkatan menjadi 49,9% pada kuartal ketiga 2025 (dibanding 49,1% di kuartal sebelumnya), hal ini belum cukup untuk mengimbangi tekanan pada laba bersih.
Total EBITDA pada kuartal III-2025 tercatat Rp 18,3 triliun, naik 2,3% dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, secara kumulatif, EBITDA sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp 54,4 triliun, turun 4% secara tahunan. Penurunan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya beban pemeliharaan dan layanan telekomunikasi.
Saham Telkom Indonesia Melompat 6,35%, Apa Penyebabnya?
Laba bersih Telkom pada kuartal III-2025 secara spesifik mencapai Rp 4,8 triliun, menunjukkan penurunan 6,9% secara kuartalan. “Capaian laba bersih TLKM masih di bawah estimasi kami,” ungkap Sabrina dalam riset Trimegah Sekuritas yang diterbitkan pada 31 Oktober 2025.
Selain tantangan dari operasional, penurunan laba bersih Telkom juga dipengaruhi oleh kerugian yang belum terealisasi dari investasi perusahaan di PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), yang mencapai Rp 380 miliar hingga akhir September 2025. Faktor ini menambah beban terhadap kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Meski dihadapkan pada kinerja keuangan yang tertekan, Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas tetap optimistis terhadap prospek saham TLKM dalam jangka menengah. Secara teknikal, ia menilai bahwa saham Telkom cenderung membentuk pola major uptrend, yang memberikan peluang untuk pemulihan dan peningkatan nilai di periode mendatang.
Ringkasan
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melaporkan penurunan laba bersih 10,69% menjadi Rp 15,78 triliun dan pendapatan 2,31% menjadi Rp 109,61 triliun pada kuartal III-2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pelemahan ini terutama disebabkan oleh menurunnya kontribusi dari segmen telepon serta data, internet, dan jasa teknologi informatika. Selain itu, kenaikan beban operasional juga menekan laba usaha perseroan, meskipun kas dan setara kas perusahaan tercatat melonjak.
Analis menyoroti capaian laba bersih yang di bawah estimasi, meskipun margin EBITDA menunjukkan peningkatan. Penurunan laba juga dipengaruhi kerugian belum terealisasi dari investasi di GOTO sebesar Rp 380 miliar. Meskipun demikian, seorang analis tetap optimistis terhadap prospek saham TLKM dalam jangka menengah berdasarkan pola teknikal.





