INTP: Penjualan Semen Indocement Turun, Bagaimana Prospeknya?

H Anhar

Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membukukan kinerja yang beragam pada semester I 2025. Meskipun total volume penjualan semen dan klinker sedikit menurun, perseroan berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih yang signifikan.

Sepanjang paruh pertama tahun 2025, INTP mencatat total volume penjualan semen dan klinker sebesar 8,89 juta ton. Angka ini menunjukkan penurunan tipis sebesar 1,6% atau sekitar 140 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini didominasi oleh segmen domestik, di mana penjualan semen dan klinker secara tahunan terkoreksi 2,4% menjadi 8,65 juta ton. Namun, di sisi lain, volume ekspor menunjukkan pertumbuhan impresif sebesar 45,8% secara tahunan, mencapai 237 ribu ton.

Menanggapi dinamika pasar, Corporate Secretary INTP, Dani Handajani, menjelaskan bahwa pangsa pasar domestik perseroan tetap stabil di angka 29,5% pada kuartal II 2025. Hal ini mengindikasikan kemampuan INTP untuk mempertahankan posisinya di tengah fluktuasi pasar semen nasional.

Dari sisi finansial, pendapatan neto INTP tercatat sebesar Rp 8,03 triliun, menurun 1,1% secara tahunan. Penurunan ini sejalan dengan volume penjualan yang lebih rendah. Meskipun demikian, efisiensi yang diterapkan perseroan terlihat jelas dari penurunan beban pokok pendapatan sebesar 2,3% menjadi Rp 5,69 triliun per Juni 2025. Kondisi ini menghasilkan peningkatan margin laba bruto menjadi 29,2% pada semester I 2025, lebih tinggi dibandingkan 28,3% pada periode yang sama tahun lalu.

Lebih lanjut, beban usaha INTP juga berhasil ditekan 1,8% menjadi Rp 1,70 triliun. Meskipun pos beban operasi lain neto mengalami peningkatan signifikan sebesar 382,9% menjadi Rp35,1 miliar akibat kerugian kurs (berbanding keuntungan kurs pada 2024), perseroan tetap mampu mempertahankan margin laba usaha sebesar 7,5% dan EBITDA sebesar 16,8% di paruh pertama 2025.

Keberhasilan INTP dalam meningkatkan laba bersih juga didukung oleh peningkatan pendapatan keuangan neto sebesar 112,6% secara tahunan, mencapai Rp 5,7 miliar. Peningkatan ini utamanya berasal dari bunga atas saldo kas yang lebih besar. Sementara itu, beban pajak penghasilan neto naik 12,6% menjadi Rp 122,1 miliar seiring dengan peningkatan laba sebelum pajak.

Alhasil, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 13,8% secara tahunan, dari Rp 434,7 miliar pada semester I 2024 menjadi Rp 494,8 miliar pada semester I 2025. Posisi keuangan INTP semakin solid dengan catatan kas bersih, termasuk kas dan setara kas, sebesar Rp 3,4 triliun per 30 Juni 2025.

Meskipun pasar semen domestik menghadapi tekanan pada paruh pertama tahun ini, Dani Handajani optimistis volume penjualan akan kembali meningkat pada paruh kedua tahun 2025. Sentimen positif ini diperkirakan akan didorong oleh faktor cuaca yang lebih kering, jumlah hari libur yang lebih sedikit, serta peningkatan belanja konstruksi menjelang akhir tahun anggaran.

Secara keseluruhan, INTP telah merevisi proyeksi volume semen domestik untuk tahun 2025 menjadi stagnan. Proyeksi ini mempertimbangkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang menunjukkan penurunan pasar semen domestik sebesar 3,1% pada paruh pertama 2025. Kontraksi ini utamanya disebabkan oleh penurunan 10,2% pada pasar semen curah, yang dipicu oleh melesunya permintaan dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan pemangkasan anggaran infrastruktur di awal tahun.

Sementara itu, pasar semen kantong tetap stagnan. Hal ini diakibatkan oleh daya beli masyarakat yang masih lemah, yang mempengaruhi konsumsi ritel. Menghadapi kondisi ini, perseroan terus memantau tren pasar dengan fokus kuat pada efisiensi biaya dan peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif (AF).

Salah satu inisiatif strategis utama adalah proyek fasilitas bahan bakar alternatif di Kompleks Pabrik Grobogan. Proyek ini bertujuan untuk menambah kapasitas pengumpan biomassa dari 10 ton per jam (tph) menjadi 40 tph, dengan target beroperasi penuh pada kuartal IV tahun 2025. Langkah ini diharapkan dapat semakin memperkuat kinerja dan keberlanjutan operasional INTP di masa mendatang.

Ringkasan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat kinerja beragam pada semester I 2025. Total volume penjualan semen dan klinker sedikit menurun 1,6%, terutama di pasar domestik, meskipun volume ekspor melonjak 45,8%. Berkat efisiensi biaya, termasuk penurunan beban pokok pendapatan, INTP berhasil meningkatkan laba bersihnya sebesar 13,8% menjadi Rp 494,8 miliar. Pangsa pasar domestik perseroan tetap stabil di angka 29,5%.

Meskipun pendapatan neto sedikit menurun, efisiensi yang diterapkan meningkatkan margin laba bruto dan laba usaha. Perseroan optimistis volume penjualan akan membaik di paruh kedua 2025, didorong faktor cuaca dan belanja konstruksi. Namun, proyeksi volume semen domestik 2025 direvisi stagnan akibat kontraksi pasar di semester I, terutama semen curah. INTP berfokus pada efisiensi biaya dan peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif, seperti proyek fasilitas di Grobogan.

Also Read

[addtoany]

Tags