IHSG Terjun Bebas! Sentimen Negatif & Faktor Eksternal Jadi Biang Kerok?

H Anhar

PIKIRAN RAKYAT – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terkoreksi signifikan, ditutup di zona merah. Berdasarkan data terkini dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah sebesar 0,45 persen, atau setara dengan penurunan sekitar 35 poin, hingga mencapai level 7.862.

Kondisi ini secara jelas menggambarkan sikap hati-hati yang diambil oleh para pelaku pasar. Mereka terlihat masih menahan diri, terpicu oleh minimnya sentimen positif yang mampu mendorong optimisme di tengah ketidakpastian.

Meskipun sesi perdagangan sempat dibuka dengan penguatan yang menjanjikan, laju IHSG tidak mampu mempertahankan momentum. Sepanjang sesi, indeks terus kehilangan kekuatan, hingga akhirnya terjebak dalam area negatif dan bertahan di sana sampai penutupan. Dari total saham yang diperdagangkan, tercatat 427 saham berhasil menguat, sementara 251 saham mengalami pelemahan, dan 278 saham lainnya terpantau stagnan tanpa perubahan berarti.

Sejumlah saham unggulan menjadi perhatian utama di tengah aktivitas perdagangan yang ramai. Di antara yang paling aktif diperdagangkan adalah Astra International (ASII), Dian Swastatika Sentosa (DSSA), Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), WIR Asia (WIRG), serta Bank Mandiri (BMRI).

Hari Ini IHSG Ditutup Merah ke 7.898,38, Sempat ATH 8.000 Torehkan Sejarah

Dari sisi aktivitas pasar, volume perdagangan harian mencapai 39,48 miliar lembar saham, dengan frekuensi transaksi mencapai 2,16 juta kali. Total nilai transaksi yang berhasil dicatatkan menembus angka Rp18,53 triliun, sementara kapitalisasi pasar tercatat sekitar Rp14.164 triliun, menunjukkan skala besar pergerakan modal di bursa.

Sentimen Domestik dan Global Tekan IHSG

Mengutip analisis dari RRI, Tim analis Pilarmas Investindo Sekuritas memberikan penilaian mendalam terkait penyebab pelemahan IHSG. Mereka mengidentifikasi bahwa tekanan ini berasal dari kombinasi sejumlah faktor, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun kondisi ekonomi global.

Dari ranah domestik, pasar finansial masih terus mencermati Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, khususnya terkait target penerimaan negara sebesar Rp3.147,7 triliun. Kekhawatiran muncul di kalangan investor jika target ambisius ini tidak tercapai, karena berpotensi melebarkan defisit anggaran dan pada gilirannya dapat melemahkan stabilitas fiskal negara.

Sementara itu, dari arena eksternal, tensi geopolitik yang berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina masih menjadi beban tambahan yang menekan pasar global. Selain itu, pelaku pasar internasional juga tengah menanti dengan cermat arah kebijakan moneter yang akan diambil oleh otoritas Amerika Serikat (AS).

Fokus utama saat ini tertuju kepada pidato Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, dalam simposium Jackson Hole yang dijadwalkan pekan ini. Pidato tersebut sangat dinantikan karena diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai prospek suku bunga The Fed, yang akan sangat memengaruhi arah kebijakan bank sentral global dan sentimen pasar.

Dengan perpaduan faktor domestik dan global yang masih diselimuti ketidakpastian, laju IHSG diperkirakan akan tetap bergerak hati-hati dalam waktu dekat. Para investor dan pelaku pasar memilih untuk menunggu sinyal yang lebih jelas terkait arah kebijakan fiskal pemerintah serta isyarat dari bank sentral global sebelum mengambil langkah investasi yang lebih agresif.*** (Fadila Aulia)

Ringkasan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi signifikan, melemah 0,45 persen atau 35 poin, ditutup di level 7.862. Kondisi ini mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar di tengah minimnya sentimen positif, meskipun sempat dibuka dengan penguatan. Volume perdagangan harian mencapai 39,48 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi Rp18,53 triliun.

Pelemahan IHSG dipicu oleh kombinasi faktor domestik dan global. Dari domestik, pasar mencermati RAPBN 2026 dan potensi pelebaran defisit jika target penerimaan tidak tercapai. Sementara itu, dari eksternal, tensi geopolitik Rusia-Ukraina dan penantian arah kebijakan moneter AS dari pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole menjadi perhatian utama investor.

Also Read

[addtoany]

Tags