Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami pelemahan pada perdagangan Selasa (19/8). Proyeksi ini muncul setelah IHSG ditutup melemah 32,876 poin atau 0,41 persen ke level 7.898,37 pada perdagangan Jumat (15/8) lalu.
Menurut analisis Phintraco Sekuritas, penguatan signifikan IHSG selama pekan sebelumnya memicu aksi ambil untung (profit taking) di kalangan investor menjelang libur panjang akhir pekan. Dalam kondisi pasar ini, sektor infrastruktur tercatat sebagai yang paling melemah, sementara sektor teknologi masih mampu mencatatkan penguatan tertinggi.
Kondisi pasar juga dipengaruhi oleh target ekonomi makro. Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2026 mencapai 5,4 persen, bersamaan dengan anggaran tahun 2026 sebesar USD 234 miliar, yang berarti kenaikan 7,3 persen secara year on year (yoy). Proyeksi defisit ditetapkan sebesar 2,48 persen dari PDB, dengan harapan defisit ini dapat ditutup sepenuhnya pada tahun 2028.
Secara teknikal, Phintraco Sekuritas mencermati bahwa indikator Stochastic RSI IHSG telah mendekati area overbought, disertai peningkatan volume jual yang signifikan. Ini mengindikasikan tekanan jual yang kuat. “Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan berpeluang menutup gap down di level 7.800,” jelas analis Phintraco Sekuritas dalam riset terbaru mereka yang dirilis Selasa (19/8).
Fokus investor pekan ini akan tertuju pada sejumlah agenda penting, baik dari kancah global maupun domestik. Di kancah internasional, pertemuan para bank sentral dunia dalam Simposium Jackson Hole pada tanggal 21-23 Agustus 2025 menjadi sorotan utama. Investor sangat menantikan indikasi arah kebijakan moneter The Fed selanjutnya, terutama pidato Ketua The Fed Jerome Powell mengenai arah suku bunga pada Jumat (22/8).
Selain Simposium Jackson Hole, dari Amerika Serikat, investor juga akan mencermati hasil Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes pada 21 Agustus, serta rilis data sektor perumahan. Indeks PMI (Purchasing Managers’ Index) juga akan dirilis di berbagai negara kunci seperti AS, Euro Area, Inggris, Jepang, Australia, dan India, memberikan gambaran kondisi ekonomi global.
Di ranah domestik, investor menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan pada 20 Agustus. “Diperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan BI Rate pada level 5,25 persen,” imbuh riset tersebut, memberikan stabilitas pada proyeksi kebijakan moneter di dalam negeri.
Berdasarkan analisisnya, Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang patut diperhatikan sepanjang perdagangan Selasa (19/8), yaitu MYOR, MAPA, ASSA, PGAS, dan ELSA.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas memiliki pandangan teknikal yang sedikit berbeda. Mereka memperkirakan posisi IHSG saat ini berada pada bagian dari wave [v] dari wave 1 dari wave (3) pada label hitam, mengindikasikan potensi pergerakan selanjutnya. “Hal tersebut berarti, masih terdapat ruang IHSG menguat menguji 8.025-8.102, namun demikian waspada akan adanya koreksi jangka pendek ke rentang 7.815-7.892,” tulis analis MNC Sekuritas dalam risetnya, Selasa (19/8), menunjukkan adanya potensi penguatan sekaligus risiko koreksi.
Untuk perdagangan Selasa (19/8), MNC Sekuritas merekomendasikan saham BBNI, CMRY, INKP, dan MAPI untuk dicermati investor.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.
Ringkasan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan Selasa (19/8), melanjutkan pelemahan sebelumnya setelah ditutup turun 0,41 persen pada Jumat (15/8). Pelemahan ini dipicu oleh aksi ambil untung investor menjelang libur panjang akhir pekan, sementara indikator teknikal menunjukkan tekanan jual yang kuat dan potensi koreksi lebih lanjut.
Fokus investor pekan ini tertuju pada agenda penting global seperti Simposium Jackson Hole dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell terkait arah suku bunga. Di dalam negeri, hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20 Agustus sangat dinantikan, dengan perkiraan BI Rate akan dipertahankan pada level 5,25 persen. Analis memberikan pandangan bervariasi mengenai pergerakan IHSG, antara potensi penguatan dan risiko koreksi jangka pendek.