Harga Batu Bara Turun Akhir Tahun? Analisis & Prediksi Terkini

H Anhar

Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial – JAKARTA. Dinamika pasar komoditas kembali menarik perhatian, di mana harga batubara dunia menunjukkan penguatan sesaat yang diperkirakan tidak akan bertahan lama. Pada penutupan perdagangan Jumat (31/10/2025), harga batubara global tercatat naik tipis 0,32% menuju level US$109,25 per ton. Namun, berbagai faktor makroekonomi dan struktural yang ada mengindikasikan bahwa tren penguatan ini hanya sementara.

Pengamat Komoditas, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa harga batubara berpotensi melanjutkan tren penurunannya hingga akhir tahun. Menurutnya, salah satu pemicu utama adalah penerapan sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat terhadap Rusia. “Untuk harga batubara terus mengalami penurunan. Penurunan ini mungkin akibat dari sanksi ekonomi Amerika yang setengah-setengah terhadap Rusia,” jelas Ibrahim kepada Kontan, Minggu (2/11/2025), menggarisbawahi dampak kebijakan geopolitik.

Ibrahim menjelaskan lebih lanjut bahwa rencana Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi penuh terhadap ekspor energi Rusia tidak sepenuhnya terealisasi, sehingga efeknya terhadap pasokan global menjadi relatif terbatas. Di sisi lain, penurunan produksi batubara di Tiongkok justru menandakan adanya kondisi oversupply di pasar. Situasi kelebihan pasokan inilah yang turut menekan harga komoditas strategis ini di tingkat global.

Faktor lain yang memberikan tekanan signifikan terhadap harga batubara, terutama dalam perspektif jangka panjang, adalah percepatan transisi energi di Eropa. Sejumlah negara di benua tersebut secara aktif beralih ke sumber-sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. “Sebagian negara Eropa sudah menggunakan tenaga listrik dari air, cahaya, dan angin. Ini yang menakjubkan,” ungkap Ibrahim, menyoroti pergeseran fundamental dalam kebutuhan energi dunia.

Saat ini, setelah sempat menyentuh US$108 per ton, harga batubara telah kembali merosot ke kisaran US$100 per ton. Ibrahim memperkirakan tren penurunan ini akan terus berlanjut, dengan level wajar di sekitar US$98 per ton hingga akhir tahun. Meski demikian, ada secercah peluang bagi harga untuk kembali menguat pada tahun depan. Ia memprediksi bahwa harga batubara bisa kembali menembus angka US$100, bahkan berpotensi mencapai US$110 per ton.

Kendati ada potensi kenaikan jangka pendek, Ibrahim menegaskan bahwa arah jangka panjang harga batubara secara fundamental tetap cenderung menurun. Pergeseran paradigma global menuju energi bersih menjadi pendorong utama tren ini. “Negara-negara sudah beralih ke energi terbarukan seperti gas alam, angin, tenaga surya, dan air. Itu yang membuat harga batubara akan mengalami penurunan,” pungkasnya, menandai berakhirnya era dominasi batubara dalam lanskap energi global.

Ringkasan

Harga batubara dunia tercatat naik tipis 0,32% menjadi US$109,25 per ton pada akhir Oktober 2025, namun penguatan ini diperkirakan hanya sementara. Pengamat Komoditas Ibrahim Assuaibi memproyeksikan penurunan harga akan berlanjut hingga akhir tahun. Hal ini dipicu oleh sanksi ekonomi Amerika Serikat terhadap Rusia yang dinilai belum penuh dan kondisi oversupply di pasar global akibat penurunan produksi di Tiongkok.

Selain itu, transisi energi yang cepat di Eropa menuju sumber energi bersih turut memberikan tekanan jangka panjang pada harga batubara. Setelah sempat mencapai US$108, harga kini merosot ke sekitar US$100 dan diperkirakan mencapai US$98 per ton hingga akhir tahun. Meskipun ada peluang penguatan kembali pada tahun 2026, tren jangka panjang harga batubara secara fundamental tetap cenderung menurun seiring pergeseran global ke energi terbarukan.

Also Read

[addtoany]

Tags