
Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial – , JAKARTA — Gebrakan signifikan terjadi di pasar modal hari ini saat saham emiten energi, PT Futura Energi Global Tbk. (FUTR), berhasil melonjak menyentuh Auto Reject Atas (ARA) pada perdagangan sesi I Kamis (25/9/2025). Kenaikan impresif ini mencerminkan optimisme pasar terhadap langkah strategis perusahaan, terutama pasca-akuisisi oleh PT Aurora Dhana Nusantara (Ardhantara).
Berdasarkan data RTI Infokom per pukul 11.30 WIB, nilai saham FUTR meroket 25% dan stabil di level Rp500 per saham. Pada sesi I perdagangan, saham ini bergerak di rentang harga Rp394 hingga Rp500 per saham, menunjukkan minat beli yang kuat dari investor.
Volume perdagangan saham FUTR juga sangat aktif, dengan total 501,8 juta saham berpindah tangan pada sesi I, menghasilkan nilai transaksi mencapai Rp234,5 miliar. Imbasnya, kapitalisasi pasar FUTR melonjak signifikan menjadi Rp3,32 triliun, mengukuhkan posisinya di bursa.
: Ardhantara Rampungkan Akuisisi Futura (FUTR), Kebut Proyek Energi Bersih
Dengan lonjakan terbaru ini, performa saham FUTR sepanjang tahun 2025 sungguh mencengangkan, dengan kenaikan kumulatif mencapai 235,57% sejak awal tahun. Rentang perdagangan saham FUTR selama periode tersebut bervariasi dari Rp50 hingga Rp500 per saham, menggambarkan potensi pertumbuhan yang masif.
Menariknya, saham FUTR bukan pemain baru di pasar, namun memiliki sejarah yang dinamis. Sebelumnya, saham ini sempat terdaftar dalam papan pemantauan khusus dengan mekanisme full call auction (FCA). Perjalanan nilai saham FUTR menunjukkan peningkatan drastis, mengingat setahun yang lalu harganya masih bertengger di angka Rp18 per saham, sebuah transformasi nilai yang luar biasa.
Sepanjang perjalanannya, FUTR telah mengalami dua kali pergantian kepemilikan. Kini, kendali perusahaan sepenuhnya berada di tangan PT Aurora Dhana Nusantara atau yang dikenal sebagai Ardhantara, menandai babak baru dalam sejarah entitas energi ini.
Proses akuisisi Ardhantara rampung pada Selasa (9/9/2025), ketika perusahaan ini resmi mengambil alih 45% atau setara dengan 2,29 miliar saham dari PT Digital Futurama Global, yang sebelumnya merupakan pemegang saham pengendali. Transaksi penting ini dieksekusi dengan harga Rp11 per saham, menegaskan komitmen Ardhantara terhadap visi jangka panjang FUTR.
Di balik akuisisi ini, Ardhantara sendiri merupakan pemain kunci di sektor energi bersih. Saat ini, mereka aktif mengembangkan proyek panas bumi (geothermal) ambisius di kawasan Gunung Slamet, Jawa Tengah, dengan estimasi kapasitas daya mencapai 220 MW. Proyek ini diharapkan menjadi tulang punggung pasokan energi terbarukan di masa depan.
Keseriusan proyek ini semakin terbukti dengan telah dikantonginya Kesepakatan Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Ini menjadi jaminan bagi keberlanjutan dan keberhasilan inisiatif energi geothermal tersebut.
: : Daftar Saham Top Losers Sepekan: Ada FUTR, ACRO, PYFA hingga KEJU
Komisaris Utama Ardhantara, Anggara Suryawan, menegaskan bahwa keputusan akuisisi FUTR merupakan bagian integral dari komitmen jangka panjang perusahaan untuk mengakselerasi transisi energi bersih di Indonesia. Langkah ini bukan sekadar investasi finansial, melainkan visi untuk masa depan yang lebih hijau.
“Kami melihat FUTR bukan sekadar sebuah perusahaan, melainkan sebuah peluang strategis yang krusial untuk membangun masa depan energi yang lebih hijau dan mandiri,” ungkap Anggara, menekankan potensi besar yang dilihatnya dalam entitas baru ini.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Ardhantara juga telah menyiapkan ekspansi ke berbagai sektor energi terbarukan lainnya, meliputi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), produksi LPG, hingga pengembangan green methanol. Menurut Anggara, serangkaian proyek ini akan menjadi pilar utama dalam mencapai target net zero emission Indonesia pada tahun 2060. Sebagai langkah awal, investasi lebih dari US$80 juta atau sekitar Rp1,2 triliun telah digelontorkan untuk fase eksplorasi dan pembangunan infrastruktur awal.
Tahap pengeboran inti dijadwalkan akan dimulai antara tahun 2026 hingga 2027. Dalam pelaksanaannya, Ardhantara akan berkolaborasi dengan sejumlah mitra global terkemuka di industri ini, termasuk raksasa seperti PetroChina, Sinopec, Ormat, dan Norinco International, memastikan standar kualitas dan keahlian kelas dunia dalam proyek energi bersih ini.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Saham PT Futura Energi Global Tbk. (FUTR) melonjak 25% mencapai Auto Reject Atas (ARA) ke level Rp500 per saham pada perdagangan sesi I Kamis (25/9/2025). Lonjakan ini mencerminkan optimisme pasar setelah akuisisi FUTR oleh PT Aurora Dhana Nusantara (Ardhantara). Sepanjang tahun 2025, saham FUTR telah meningkat 235,57%, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp3,32 triliun.
Ardhantara merampungkan akuisisi 45% saham FUTR pada 9 September 2025, menegaskan komitmennya dalam mengakselerasi transisi energi bersih di Indonesia. Sebagai pemain kunci di sektor energi terbarukan, Ardhantara aktif mengembangkan proyek panas bumi di Gunung Slamet. Perusahaan ini juga akan berekspansi ke PLTS, produksi LPG, dan green methanol, didukung investasi awal lebih dari US$80 juta dan kerja sama dengan mitra global.





