Bitcoin Q4 2025 Tembus Puncak? Analis Bongkar Ilusi Statistik!

H Anhar

Heyyoyo.com – Portal Teknologi, Review, Otomotif, Finansial – Prediksi sejumlah trader yang meyakini harga Bitcoin akan mencapai puncak siklusnya pada kuartal IV tahun 2025 dinilai secara statistik kurang tepat. Anggapan ini didasarkan pada kerangka analisis yang diragukan oleh para ahli.

Melansir laman Cointelegraph pada Sabtu (6/9/2025), analis kripto dengan nama samaran PlanC mengemukakan bahwa tidak ada alasan fundamental yang kokoh untuk mendukung proyeksi tersebut. Menurutnya, faktor psikologis dan fenomena “ramalan yang menjadi kenyataan” (self-fulfilling prophecy) lebih dominan dalam membentuk narasi ini.

“Siapa pun yang berpikir Bitcoin pasti mencapai puncak di Q4 tahun ini tidak memahami statistik atau probabilitas,” tegas PlanC melalui platform X pada Jumat (6/9). Ia mencontohkan, mengandalkan hanya tiga siklus halving sebelumnya sebagai dasar proyeksi statistik bukanlah pendekatan yang valid. Ibaratnya, ini sama dengan melemparkan koin tiga kali berturut-turut keluar angka ekor, lalu bertaruh seluruh uang Anda bahwa lemparan keempat pasti akan kembali ekor.

Lebih lanjut, PlanC berpendapat bahwa siklus halving Bitcoin, yang secara historis sering dikaitkan dengan pergerakan harga Bitcoin, kini sudah tidak lagi relevan. Pandangan ini didasari oleh munculnya perusahaan-perusahaan besar yang menempatkan Bitcoin dalam neraca kas mereka, ditambah lagi dengan derasnya aliran dana ke instrumen ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat. Faktor-faktor ini, menurutnya, telah mengubah lanskap pasar secara fundamental, mengurangi dampak langsung dari halving.

Meskipun demikian, data historis memang menunjukkan pola menarik. Kuartal IV secara konsisten menjadi periode terbaik bagi Bitcoin, dengan rata-rata imbal hasil mencapai 85,42% sejak tahun 2013, berdasarkan data dari CoinGlass. Namun, di sisi lain, sejumlah analis kripto lain justru memperingatkan bahwa jika siklus halving masih berlaku, tren penurunan harga bisa saja dimulai sejak Oktober, menambah kompleksitas pada perdebatan arah pasar kripto.

Pandangan analis mengenai arah pasar Bitcoin masih terpecah belah, menciptakan debat yang intens. CEO Canary Capital, Steven McClurg, memperkirakan adanya peluang lebih dari 50% bahwa harga Bitcoin dapat menyentuh kisaran US$140.000–150.000 tahun ini sebelum berbalik arah memasuki fase bear market pada tahun 2026.

Namun, tidak semua sepakat dengan pandangan tersebut. Analis lain justru menunjukkan optimisme bahwa tren bullish akan berlanjut lebih lama. CIO Bitwise, Matt Hougan, misalnya, pada Juli lalu dengan tegas menyatakan, “Saya bertaruh 2026 masih akan jadi tahun yang positif.” Proyeksi yang lebih ekstrem bahkan datang dari Arthur Hayes, pendiri BitMEX, dan Joe Burnett dari Unchained Market Research, yang sama-sama memperkirakan harga Bitcoin berpotensi mencapai US$250.000 sebelum akhir tahun 2025.

Sebagai informasi terkini, mengutip data dari Coinmarketcap pada pukul 15.00 WIB, harga Bitcoin berada pada level US$110.842, menunjukkan penurunan 1,85% dalam 24 jam terakhir.

Ringkasan

Prediksi bahwa harga Bitcoin akan mencapai puncak siklusnya pada kuartal IV 2025 dinilai secara statistik kurang tepat oleh analis kripto PlanC. Ia berpendapat tidak ada alasan fundamental yang kokoh, melainkan lebih didominasi faktor psikologis dan fenomena ramalan yang menjadi kenyataan. PlanC juga menyatakan bahwa siklus halving kini tidak lagi relevan karena perubahan lanskap pasar akibat masuknya perusahaan besar dan derasnya aliran dana ke ETF spot Bitcoin.

Meskipun kuartal IV secara historis menjadi periode terbaik bagi Bitcoin, pandangan analis mengenai arah pasar masih terpecah belah. Beberapa analis seperti Steven McClurg memperkirakan Bitcoin dapat menyentuh US$140.000–150.000 sebelum fase bear market 2026. Sementara itu, Matt Hougan optimis tren bullish akan berlanjut hingga 2026, dan ada proyeksi ekstrem mencapai US$250.000 sebelum akhir 2025.

Also Read

[addtoany]

Tags