JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) memperkirakan ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuan, atau yang dikenal dengan BI Rate, semakin terbatas. Indikasi ini terlihat dari selisih antara BI Rate dan tingkat inflasi di Indonesia yang saat ini hanya berada di kisaran 200-225 basis poin (bps). Dengan selisih yang menyempit ini, potensi pelonggaran moneter lebih lanjut menjadi lebih kecil.
Ekonom CIMB Niaga, Mika Martumpal, menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2025, BI telah aktif menurunkan BI Rate dan imbal hasil instrumen operasi moneter, yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Langkah-langkah ini diambil sebagai respons terhadap dinamika ekonomi global dan domestik.
Sebagai informasi, BI Rate telah mengalami penurunan signifikan sebesar 150 bps. Penurunan ini terdiri dari 25 bps pada bulan September 2024 dan 125 bps selama tahun 2025, sehingga mencapai level 4,75% pada Oktober 2025. Tingkat ini merupakan yang terendah sejak tahun 2022. Sementara itu, instrumen moneter SRBI juga menunjukkan penurunan, dari Rp916,97 triliun pada awal 2025 menjadi Rp699,30 triliun pada 17 November 2025.
Mika Martumpal menyampaikan kepada Bisnis pada hari Rabu (19/11/2025) bahwa langkah-langkah penurunan suku bunga dan pengelolaan likuiditas ini telah memberikan dampak positif. “Langkah ini telah membantu peningkatan likuiditas di dalam negeri dan menurunkan biaya bunga perbankan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mika berpendapat bahwa dengan berkurangnya beban pendanaan, perbankan diharapkan dapat meningkatkan penyaluran kredit. Selain itu, stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan baik di kalangan konsumen maupun pelaku usaha. Kombinasi antara suku bunga kredit yang lebih rendah dan sentimen ekonomi yang lebih positif ini menjadi modal penting untuk mendorong pertumbuhan kredit dan aktivitas ekonomi secara nasional.
Meskipun ruang untuk penurunan suku bunga semakin terbatas, Mika melihat bahwa peluang pemangkasan lanjutan masih terbuka pada bulan Desember 2025. Namun, realisasi ini sangat bergantung pada stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.
“Penurunan suku bunga BI Rate masih mungkin di bulan Desember 2025 jika kurs USDIDR turun ke bawah 16.500,” jelasnya.
Sementara itu, Otoritas moneter dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan November 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50%. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi global dan domestik.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa keputusan ini sejalan dengan fokus kebijakan jangka pendek BI, yaitu menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan menarik investasi portofolio asing di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Selain itu, BI juga terus berupaya memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga BI Rate lebih lanjut dengan prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, serta perlunya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” pungkas Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan November 2025.
Ringkasan
Ekonom CIMB Niaga memperkirakan ruang penurunan BI Rate semakin terbatas karena selisih dengan inflasi yang menyempit. BI telah menurunkan BI Rate secara signifikan sepanjang 2025, mencapai 4,75% pada Oktober 2025, terendah sejak 2022. Penurunan ini bertujuan meningkatkan likuiditas dan menurunkan biaya bunga perbankan, diharapkan mendorong penyaluran kredit.
Peluang pemangkasan BI Rate lanjutan masih mungkin terjadi di Desember 2025, bergantung pada stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Meskipun demikian, pada Rapat Dewan Gubernur November 2025, BI memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di 4,75% demi menjaga stabilitas Rupiah dan menarik investasi portofolio asing. BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga dengan mempertimbangkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.





