JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat signifikan sebesar 4,5% sepanjang pekan ini, memicu optimisme di kalangan investor. Untuk pekan depan, IHSG diperkirakan akan melanjutkan tren penguatan atau reli, didorong oleh beragam katalis positif baik dari ranah global maupun domestik yang patut dicermati.
Herditya Wicaksana, Analis dari MNC Sekuritas, menyoroti sejumlah sentimen yang membentuk pergerakan IHSG. Ini termasuk rilis data suku bunga dan industri dari Tiongkok, serta keputusan moneter krusial dari Bank Indonesia (BI). Lebih lanjut, para investor juga menantikan rilis kinerja keuangan emiten untuk kuartal III-2025.
Sementara itu, Oktavianus Audi, VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, menggarisbawahi dampak positif dari meredanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Kondisi ini terbukti memicu aksi beli bersih investor asing yang masif, mencapai Rp 6,13 triliun sepanjang pekan ini, menjadi katalis tambahan yang signifikan bagi penguatan pasar saham domestik.
Beberapa emiten unggulan telah menunjukkan ketahanan kinerja yang mengesankan. Contohnya, laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 5,7% secara tahunan (YoY), sementara PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan peningkatan laba sebesar 10,8% YoY. Pertumbuhan resilien ini memberikan sinyal positif bagi prospek pasar modal ke depan.
Dari sisi global, Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, menambahkan bahwa ekspektasi pasar akan pemotongan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), pada pekan depan turut menjadi angin segar. Tak hanya itu, harapan akan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping juga sangat dinantikan, dengan potensi besar untuk mencairkan ketegangan dalam hubungan dagang kedua negara. Di tengah dinamika global, investor juga menyikapi positif musim laporan keuangan (earning season) kuartal III-2025 dan proyeksi membaiknya perekonomian domestik pada kuartal IV-2025.
Fokus utama pasar pada pekan depan akan tertuju pada pertemuan The Fed, di mana konsensus memprediksi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4%. Selain itu, perhatian juga akan tertuju pada pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi di Korea Selatan yang dijadwalkan pada Kamis, 30 Oktober 2025. Sebelumnya, hasil pertemuan antara Menteri Keuangan AS dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok yang dijadwalkan pada Sabtu, 25 Oktober, dan Minggu, 26 Oktober 2025, di Malaysia, juga akan menjadi sorotan penting bagi para pelaku pasar.
Namun, di balik optimisme tersebut, Audi dan Herditya mengingatkan adanya potensi tantangan. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan harga komoditas emas yang masih rentan tertekan diprediksi akan menjadi faktor yang perlu dicermati, berpotensi memengaruhi laju IHSG di pekan mendatang.
Melihat proyeksi untuk pekan depan, para analis memberikan rentang pergerakan IHSG yang berbeda. Oktavianus Audi memperkirakan IHSG akan bergerak antara level support 8.271 dan resistance 8.302. Herditya Wicaksana menempatkan rentang yang lebih lebar, yakni 8.220-8.320. Secara teknikal, Alrich Paskalis Tambolang mengamati terbentuknya pola candlestick shooting star yang mengindikasikan potensi koreksi. Dengan indikator Stochastic RSI yang berpotensi membentuk Death Cross di area pivot, Alrich memproyeksikan IHSG dapat menguji level support 8.200 dan resistance 8.300.
Rekomendasi Saham
Dengan mempertimbangkan beragam sentimen ini, para analis juga menyodorkan sejumlah rekomendasi saham menarik untuk dicermati pada perdagangan Senin, 27 Oktober 2025.
Alrich Paskalis Tambolang menjatuhkan pilihannya pada saham-saham seperti RAJA, JSMR, PNLF, INTP, AUTO, dan ESSA. Oktavianus Audi merekomendasikan trading buy untuk saham INET dengan support Rp 270 dan resistance Rp 316, serta speculative buy untuk saham DATA dengan support Rp 5.000 dan resistance Rp 6.400. Herditya Wicaksana menyarankan investor untuk mempertimbangkan saham BBTN pada rentang support dan resistance Rp 1.250-1.275, ESSA di kisaran Rp 640-665, dan MEDC pada Rp 1.435-1.555.
Ringkasan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat 4,5% sepanjang pekan ini dan diproyeksikan melanjutkan penguatan, didorong beragam katalis positif global dan domestik. Sentimen tersebut meliputi rilis data suku bunga Tiongkok, keputusan moneter Bank Indonesia, serta laporan kinerja keuangan emiten kuartal III-2025. Meredanya ketegangan perang dagang AS-Tiongkok juga memicu aksi beli bersih investor asing senilai Rp 6,13 triliun, didukung kinerja emiten unggulan seperti BBCA dan UNVR.
Katalis global mencakup ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Federal Reserve dan potensi pertemuan Presiden AS dan Tiongkok. Meskipun demikian, pelemahan nilai tukar rupiah dan harga emas yang rentan tertekan dapat menjadi tantangan bagi IHSG pekan depan. Analis memproyeksikan rentang pergerakan IHSG antara 8.200-8.320, serta merekomendasikan beberapa saham seperti RAJA, JSMR, PNLF, INTP, BBTN, ESSA, MEDC, INET, dan DATA.





