Bulog Gerak Cepat! 1200 Ton Beras Rusak di Ternate, Ada Apa?

H Anhar

Perum Bulog menunjukkan keseriusannya dalam merespons temuan ribuan ton beras turun mutu di Gudang Bulog Tabahawa, Maluku Utara. Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, langsung meninjau Ternate pada Selasa, 8 Oktober 2025, sebagai wujud tanggung jawab dan upaya menjaga kepercayaan publik. Kunjungan ini sekaligus menegaskan komitmen Bulog untuk memastikan stabilitas cadangan pangan di wilayah Maluku Utara, ditandai dengan pengiriman tambahan 270 ton beras ke daerah tersebut.

Menyikapi masalah beras turun mutu, Rizal menjelaskan bahwa Bulog telah memiliki mekanisme reproses beras. Ia menegaskan, “Beras turun mutu bukan berarti tidak layak konsumsi secara mutlak. Kami memiliki mekanisme reproses agar kualitasnya kembali sesuai standar.” Untuk beras yang kualitasnya sudah rusak parah dan tidak dapat diperbaiki melalui reproses, akan dilakukan pengujian ketat di laboratorium. Langkah ini penting untuk menentukan penanganan lanjutan yang sesuai dengan ketentuan dan standar keamanan pangan.

Lebih lanjut, Rizal merinci proses penanganan beras yang dikategorikan rusak. Jika hasil uji laboratorium menunjukkan kadar di bawah batas keamanan pangan, beras tersebut masih dapat dimanfaatkan dan dijual kepada industri pakan. Namun, apabila terbukti memiliki kadar di atas ambang batas keamanan pangan, opsi yang tersedia adalah penjualan ke industri non-pangan atau non-pakan, atau bahkan pemusnahan total demi menjaga kesehatan masyarakat. “Langkah ini tidak hanya menunjukkan komitmen Bulog terhadap keamanan pangan, tetapi juga penerapan tata kelola yang akuntabel dan transparan,” tegas Rizal dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 8 Oktober 2025.

Selain fokus pada penanganan beras, kunjungan Rizal juga dimanfaatkan untuk memperkuat sinergi dengan berbagai pihak. Ia meninjau langsung gudang dan fasilitas reproses, serta mengadakan pertemuan penting dengan Kapolda Maluku Utara, Komandan Korem, dan perwakilan Kesultanan Ternate. Kolaborasi ini diklaim menjadi kunci dalam menjaga stabilitas pangan di daerah.

Dalam jangka panjang, pemerintah bersama Bulog berkomitmen untuk memperkuat infrastruktur pangan di Maluku Utara. Rizal mengumumkan rencana pembangunan enam gudang logistik baru yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan dan memperlancar distribusi pangan. Inisiatif ini merupakan bagian integral dari strategi nasional untuk memperkokoh ketahanan pangan dan meningkatkan efisiensi rantai pasok, khususnya di wilayah terpencil dan kepulauan. “Melalui langkah tanggap dan kolaboratif ini, kami ingin memastikan bahwa setiap butir beras yang sampai ke masyarakat adalah hasil pengelolaan yang transparan, berkualitas, dan bertanggung jawab,” tutup Rizal.

Masalah ini bermula dari temuan mengejutkan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam inspeksi mendadak ke Gudang Bulog Tabahawa, Maluku Utara, rombongan Komisi IV menemukan sekitar 1.200 ton beras yang telah tertimbun. Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, mengungkapkan keprihatinannya. Beras yang masuk sejak Mei 2024 itu sudah tersimpan selama setahun penuh, sehingga warnanya berubah menjadi abu-abu. “Masuk ini Mei 2024. Warnanya sudah abu-abu. Kenapa tidak disalur-salurkan,” kata Titiek dalam tayangan video akun Instagram @dpr_ri pada Kamis lalu, mempertanyakan lambatnya distribusi.

Lebih mengkhawatirkan lagi, tim Komisi IV menemukan bahwa beras-beras tersebut sedang dikemas dalam karung untuk program Beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP). Saat Titiek Soeharto memeriksa langsung, ia menemukan adanya batu atau kerikil di antara butiran beras. “Ini lagi dikarungin untuk SPHP, tapi saya kalau SPHP dapatnya kaya gini saya rasa tidak layak. Ini ada batu,” ujarnya. Titiek menegaskan pentingnya tidak menyalurkan beras dengan kualitas buruk kepada masyarakat, bahkan untuk bantuan sekalipun. Ia bahkan menyarankan agar beras tersebut lebih cocok dialokasikan sebagai pakan ternak jika memang sudah tidak layak konsumsi manusia.

Ringkasan

Komisi IV DPR menemukan sekitar 1.200 ton beras turun mutu di Gudang Bulog Tabahawa, Ternate, yang disimpan sejak Mei 2024, telah berubah warna menjadi abu-abu dan bercampur batu. Menanggapi temuan ini, Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, langsung meninjau lokasi pada 8 Oktober 2025. Kunjungan tersebut juga disertai pengiriman 270 ton beras tambahan untuk menjaga stabilitas cadangan pangan di Maluku Utara.

Rizal menjelaskan bahwa Bulog memiliki mekanisme reproses untuk mengembalikan kualitas beras yang turun mutu. Untuk beras rusak parah, pengujian laboratorium akan menentukan penanganan lanjutan, seperti penjualan ke industri pakan/non-pakan atau pemusnahan, demi keamanan pangan. Bulog juga berkomitmen membangun enam gudang logistik baru di Maluku Utara guna memperkuat infrastruktur dan ketahanan pangan wilayah tersebut.

Also Read

[addtoany]

Tags