Saham Bank Anjlok Lagi! Peluang atau Risiko?

H Anhar

Gejolak di pasar saham masih terasa, ditandai dengan berlanjutnya koreksi signifikan pada harga saham-saham perbankan, khususnya bank-bank besar (big banks). Penurunan yang terjadi dua hari berturut-turut ini disinyalir kuat berkaitan dengan isu reshuffle kabinet, terutama spekulasi mengenai pergantian Menteri Keuangan, yang memicu ketidakpastian di kalangan investor.

Kondisi ini turut mencerminkan sentimen pasar yang kurang kondusif, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri ambruk 1,78% dan ditutup pada level 7.628 pada perdagangan Selasa (9/9). Di tengah tekanan tersebut, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tercatat sebagai salah satu pemimpin koreksi di antara big banks, bahkan masuk dalam jajaran top losers LQ45. Saham bank berlogo pita emas tersebut tergelincir 4,01%, mengakhiri perdagangan di posisi Rp 4.310 per saham.

Jika dibandingkan dengan harga penutupan akhir pekan lalu yang masih bertengger di Rp 4.680 per saham, performa BMRI dalam dua hari perdagangan ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 7,91%. Angka ini menyoroti dampak cepat dari sentimen negatif yang beredar di pasar.

Tidak hanya BMRI, tekanan jual juga menghantam saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang mencatat penurunan terbesar kedua di sektor ini. Harga saham BRI, bank yang dikenal dekat dengan ‘wong cilik’, anjlok 2,82% menjadi Rp 3.790 per saham pada penutupan perdagangan. Seperti halnya bank-bank lain, BBRI juga mengalami koreksi selama dua hari berturut-turut, dengan total penurunan mencapai 5,25% dari harga akhir pekan lalu.

Rentetan koreksi turut menyeret saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Bank berlogo ’46’ ini ditutup melemah 2,39% ke level Rp 4.080 per saham. Total penurunan saham BNI dalam dua hari terakhir mencapai 6,64%, mengingat pada penutupan akhir pekan sebelumnya, harga BBNI masih di kisaran Rp 4.370 per saham.

Melengkapi daftar big banks yang terkoreksi, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga tak luput dari tekanan jual. Saham BCA merosot 2,27% dan mengakhiri perdagangan di harga Rp 7.525 per saham. Secara akumulatif, selama dua hari terakhir, saham BCA telah anjlok signifikan hingga 5,94%, mengindikasikan bahwa sentimen negatif melanda seluruh sektor perbankan utama.

Ringkasan

Saham-saham bank besar mengalami koreksi signifikan selama dua hari berturut-turut di tengah gejolak pasar. Penurunan ini diduga kuat dipicu oleh isu reshuffle kabinet dan spekulasi pergantian Menteri Keuangan, yang menciptakan ketidakpastian di kalangan investor. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk 1,78% ke level 7.628 pada perdagangan Selasa (9/9).

Sejumlah bank utama terdampak parah, di antaranya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang tergelincir 4,01%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang anjlok 2,82%. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melemah 2,39%, sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merosot 2,27%. Koreksi ini menunjukkan sentimen negatif yang meluas di seluruh sektor perbankan utama.

Also Read

[addtoany]

Tags