JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan, terpengaruh oleh memanasnya dinamika politik domestik. Pada penutupan perdagangan Jumat (29/8/2025), IHSG tercatat melorot 1,53% dan berakhir di level 7.830,49. Bahkan, sepanjang sesi pertama perdagangan kemarin, IHSG sempat terperosok lebih dalam, anjlok hingga 2,27% ke posisi 7.771.
Meskipun terjadi pelemahan pada IHSG, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, memberikan penegasan bahwa secara fundamental, pasar saham Indonesia masih sangat solid. Pernyataan ini bertujuan untuk menenangkan kekhawatiran investor di tengah volatilitas pasar.
Jeffrey menjelaskan bahwa kekuatan fundamental pasar merupakan landasan utama, dan fluktuasi indeks adalah hal yang wajar. “Kalau dari Bursa kami melihat fundamental pasar kita itu kuat. Kemudian kalau naik turunnya indeks, karena kemarin indeks kita kan sudah mencapai level tertinggi artinya kalaupun ada koreksi yang bersifat teknikal, itu wajar,” ujar Jeffrey di gedung BEI pada Jumat (29/8/2025), memberikan konteks bahwa koreksi saat ini bisa jadi merupakan penyesuaian setelah indeks mencapai puncak tertinggi sebelumnya.
Menanggapi penurunan IHSG yang terjadi, Jeffrey memastikan bahwa BEI tidak akan melakukan intervensi atau penyesuaian khusus terhadap pasar. Pihaknya meyakini bahwa mekanisme pasar akan berjalan dengan sendirinya berdasarkan kekuatan fundamental yang ada.
Lebih lanjut, Jeffrey kembali menekankan pentingnya fundamental pasar yang kuat. “Yang penting sekali lagi fundamental kita yakin masih sangat kuat, tetapi sama seperti pesan-pesan kita yang selalu kita ulang-ulang, investor mengambil keputusan secara rasional,” tambahnya, mengingatkan para investor untuk selalu mendasari keputusan investasi mereka pada analisis yang rasional dan bukan sentimen sesaat.
Di tengah kondisi pasar yang merah, hingga penutupan perdagangan Jumat (29/8/2025), hanya satu dari seluruh indeks sektoral yang berhasil bertahan di zona positif. Sektor perindustrian menjadi satu-satunya yang menguat, dengan kenaikan sebesar 0,73%, menunjukkan resistensi di tengah tekanan pasar.
Sementara itu, sebagian besar indeks sektoral lainnya terpaksa masuk zona merah, mengikuti tren penurunan IHSG secara keseluruhan. Pelemahan terdalam dialami oleh sektor barang konsumen siklikal yang terkoreksi 3,06%, disusul oleh sektor infrastruktur dengan penurunan 2,27%, dan sektor teknologi yang juga merosot 2,25%, mencerminkan tekanan jual yang signifikan di berbagai lini.
Ringkasan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan sebesar 1,53% menjadi 7.830,49 pada Jumat (29/8/2025), dipengaruhi dinamika politik domestik. Meskipun demikian, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menegaskan bahwa fundamental pasar saham Indonesia tetap sangat solid. Ia melihat penurunan ini sebagai koreksi teknikal yang wajar setelah indeks mencapai level tertinggi sebelumnya, dan BEI tidak akan melakukan intervensi.
Jeffrey lebih lanjut menekankan keyakinan pada kekuatan fundamental pasar dan mendorong investor untuk selalu membuat keputusan secara rasional. Di tengah kondisi pasar yang melemah, hanya sektor perindustrian yang berhasil menguat 0,73%. Sementara itu, sebagian besar sektor lain, seperti barang konsumen siklikal, infrastruktur, dan teknologi, mengalami penurunan terdalam.





