KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengambil langkah krusial dengan memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps), menurunkannya menjadi 5,00%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 19-20 Agustus 2025, memberikan sinyal positif bagi kondisi ekonomi domestik.
Kebijakan moneter yang dilancarkan BI ini langsung disambut antusias oleh pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan respons positif signifikan, mengakhiri perdagangan Rabu (20/8/2025) di level 7.943,82. Angka ini mencerminkan penguatan sebesar 1,03% dari penutupan perdagangan sebelumnya, menandai optimisme investor.
Menurut Teguh Hidayat, Pengamat Pasar Modal sekaligus Direktur Avere Investama, pemangkasan suku bunga acuan oleh BI jelas membawa sentimen positif bagi pasar saham domestik. Meskipun demikian, Teguh menilai laju penurunan suku bunga ini masih terbilang perlahan, mengingat level BI-Rate 5,00% masih dianggap cukup tinggi, meskipun sudah lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 6,00%.
Teguh menjelaskan bahwa titik balik psikologis penting akan terjadi jika suku bunga acuan kembali dipangkas 25 basis poin menjadi 4,75%. Pergeseran dari level 5% ke rentang 4% akan sangat signifikan. “Secara psikologis, ini akan membangkitkan semangat pelaku ekonomi di dalam negeri. Mereka akan lebih berani mengambil pinjaman ke bank untuk ekspansi bisnis, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Teguh kepada Kontan pada Rabu (20/8).
Lebih lanjut, Teguh memaparkan bahwa BI-Rate di level 5,00% saat ini belum akan memberikan dampak berarti terhadap bunga KPR, bunga deposito, maupun pinjaman korporasi. Ia mencontohkan, saat suku bunga acuan berada di 3,75%, bunga KPR kala itu berkisar di angka 8% per tahun. Dengan BI-Rate yang masih di kisaran 5%, selisihnya masih 1,25%, sehingga ruang untuk penurunan bunga kredit yang substansial belum terbuka lebar. “Kemungkinan kalau kepalanya sudah empat (baru bunga KPR turun),” tambah Teguh, mengindikasikan penurunan bunga kredit yang lebih besar baru akan terjadi jika BI-Rate turun lebih jauh.
Di tengah kondisi ini, Teguh mencermati beberapa sektor saham yang prospektif untuk dicermati oleh investor. Sektor-sektor tersebut antara lain perbankan, properti, hingga otomotif. “Secara teori, bunga cicilan kendaraan juga seharusnya ikut turun, namun hal ini perlu dikonfirmasi ulang kepada perusahaan pembiayaan,” jelas Teguh, memberikan catatan penting bagi investor yang ingin masuk ke sektor otomotif.
Sementara itu, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, juga optimis terhadap prospek pasar saham. Ia memandang bahwa pasar masih akan mengalami euforia pasca pemotongan suku bunga. Fakhrul memprediksi IHSG akan kembali menyentuh level 8.000, ditopang kuat oleh sektor perbankan, sebagaimana disampaikannya kepada Kontan pada Rabu (20/8).
Khusus untuk sektor perbankan, Fakhrul secara spesifik merekomendasikan saham BBNI dan BBCA untuk dicermati. Selain itu, ia juga melihat potensi pada saham minyak sawit atau crude palm oil (CPO) serta sektor properti, melengkapi rekomendasi investasi yang beragam.
Fakhrul juga memprediksi bahwa setelah pemotongan suku bunga pada Agustus 2025, masih terbuka ruang untuk pemotongan lanjutan. Ia menaksir bahwa masih ada potensi pemotongan suku bunga sebanyak 50 bps lagi, yang akan membawa BI-Rate mencapai 4,50% di akhir tahun 2025, memberikan prospek yang lebih cerah bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi di masa mendatang.
Ringkasan
Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,00% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Agustus 2025. Kebijakan ini disambut antusias oleh pasar modal, terlihat dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,03% menjadi 7.943,82. Pengamat pasar Teguh Hidayat melihat sentimen positif dari langkah BI ini, namun menilai laju penurunannya masih perlahan, serta menyebut titik balik psikologis penting jika suku bunga acuan turun ke 4,75%.
Teguh menambahkan bahwa BI-Rate 5,00% belum memberikan dampak berarti pada bunga KPR atau pinjaman korporasi, serta menyarankan sektor perbankan, properti, dan otomotif untuk dicermati. Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas, Fakhrul Fulvian, optimis IHSG akan kembali menyentuh level 8.000, didukung sektor perbankan, dan merekomendasikan saham BBNI, BBCA, CPO, serta properti. Fakhrul juga memprediksi adanya potensi pemotongan suku bunga lanjutan hingga mencapai 4,50% di akhir tahun 2025.